Cari temen yang emang bener-bener temen zaman sekarang mah susah. Rata-rata temen zaman sekarang pada gitu. Gaada yang asik.
Temen zaman sekarang itu:
1. Ada disaat gadibutuhin
2. Giliran lagi dibutuhin pada kelaut semua
Anak jaman sekarang juga berteman berdasarkan kekayaan dan pergaulan. Padahal lebih enakan temenan sama orang yang biasa-biasa aja dan ga GAUL.
Remaja jaman sekarang hampir semuanya lupa sama temen lama. Apalagi kalo punya temen baru yang kaya dan gaul pasti bakalan bener-bener lupa sama temen lamanya.
Gue pengen cerita sedikit disini.
Aqila ini punya temen atau bahkan dibilang temen deket banget karna dari kelas 10 emang selalu main bareng. Sebut aja namanya Gina, Kina, Fani, Rima, dan Yuli. Mereka berenam ini kemana mana selalu bersama. Mau ke kantin selalu berenam, kalo ada tugas kelompok mereka selalu berenam. Aqila ini terkenal atau bahkan emang sifat dia yang polos atau bahkan kelewat polos dan kelewat baik. Alhasil aqila ini selalu dimanfaatin sama temen temennya disekolahnya. Ada 1 orang temen qila sebut saja namanya Timay. Timay ini bilang sama si qila bahwa dia itu jadi orang jangan baik baik banget soalnya nanti bakalan dimanfaatin sama orang lain. Nah si aqila ini sebenernya nyadar kalo posisi dia sekarang ini emang selalu dimanfaatin sama orang. Tapi disisi lain, si qila ini juga bingung. Kalo misalkan dia ga 'iya' in permintaan temennya dikelas ini maka qila bakalan dicap jahat atau bahkan pelit. Dan posisi dia ini emang beneran ngebingungin. Nah masuk kelas 11 sekarang. Kelasnya berubah dan orang orangnya pun berubah. Aqila ini akhirnya sadar bahwa temen temennya ini telah berubah terutama temen deketnya dia ini yang berlima, mereka beneran berubah 180 derajat. Mereka berlima ini akhornya masuk didalem geng gitu dan geng ini itu geng yang gimana ya termasuk orang orang yang GAUL, KAYA DAN EKSIS. Dan disini mereka ber 5 tuh temen temennya si aqila mulai lupain si aqila. Tapi mereka ber 5 tuh kalo lagi butuh aqila, aqila respon kalo diantara mereka ber 5"lagi ada yang sedih aqila hibur. Tapi dilain sisi kalo si aqila ini lagi butuh temen curhat atau mereka ber 5 ini satupun gaada yang ngerespon. Dan diposisi inilah si aqila saar kalo dia itu telah dibodohin sama temen deketnya sendiri. Atau bahkan sekarang aqila ini udah gapercaya lagi sama yang mamanya TEMAN. Coba deh kalian bayangin jadi aqila temen temennya dia yang dulunya baik sama aqila eh setelah dapet temen baru yang gaul,eksis dan kaya akhirnya si aqila ini dilupain. Pasti sedih kan jadi aqila???
Nahhh itulah yang gue rasain sekarang HAHAHAHA. Ya pokoknya bagi kalian yang emanh baru jadi anak SMA/SMK berhati hatilah dalam memilih teman. Karena teman ini kadang hanya baik diawal terus setelah nanti ada orang yang lebih baik dari kalian maka kalian bakalan dilupain sama temen kalian. YA PADA INTINTA HATI-HATI DALAM MEMILIH TEMAN. MENDING MILIH TEMAN YANG BIASA AJA DARIPADA MEMILIH TEMAN YANG ORANG EKSIS DAN KAYA ITU.
maaf kalo postingan ini agak gajelas ataun bahkan emang gajelas yaa cuma pengen ngeluapin isi hati aja sih hahhaha. Sorry for typo yes!!
TEMAN APA TEMAN?
16 Oktober 2014
08 Oktober 2014
Hari ini adalah hari pertama aku
menduduki bangku kelas IX. Aku mencari namaku di mading sekolah, agar
mengetahui kelas ku berada dimana. “Hmm.. mana sih namaku kok gaada ya? Eh ini
namaku, Wika Widya Laureta, nah iya bener!” ternyata namaku tercantum dikelas
IX-5. Aku senang karena aku satu kelas dengan sahabatku. Tapi aku juga merasa
tidak nyaman setelah melihat daftar nama murid kelas IX-5, karena dari beberapa
nama itu, setahu ku ada anak yang jutek, sombong, sok berkuasa dan bandel. Aku takut
jika nanti aku masuk kelas, aku tidak bisa berbaur dengan anak-anak lainnya. Untung
saja aku satu kelas dengan sahabatku.
Aku menyusuri koridor sekolah
untuk mencari kelas IX-5 dengan sahabatku, Alifia. “Kira-kira kelas IX-5 masih
sama kaya kelas yang dulu ga ya lif? Atau udah dipindahin kelasnya?” tanyaku. “setau
gue sih udah dipindahin wik, jadi di samping koperasi kelasnya. Tapi gatau
juga, itu setau gue loh ya.” Katanya. Setelah kita mencari, akhirnya sampai
juga di tujuan kita yaitu kelas IX-5.
“kita duduk disini aja wik” ajak
alifia, dan aku mengikutinya. Aku duduk sama alifia di pojok kanan paling
depan, tepat didepannya meja guru. Aku berkenalan dengan 2 orang yang duduknya
dibelakangku Haniza dan Afinsa.
Aku menyusuri setiap sudut kelas
ini dan mengamati teman-teman sekelasku. Aku merasa takut tidak bisa sedekat
seperti berteman dengan teman kelas VIII ku waktu dulu. Aku melihat bangku
paling belakang, disana terlihat ada 6 orang yang sedang mengobrol dan tertawa
bersama, sepertinya mereka sudah kenal dekat sekali. Ditempat duduk tengah aku
melihat 8 orang yang sedang bermain truth or dare. Dibangku pojok dekat pintu
juga terlihat 4 orang yang sedang asyik bercerita sepertinya. Aku juga melihat
Afinsa dan Haniza yang sedang asyik mengobrol dengan 2 orang yang duduk
dibelakangnya.
“lif, liat deh, yang duduk
dibarisan belakang, mereka dulunya semuanya kelas VIII-2, terus yang duduk
ditengah mereka dulunya kelas VIII-4, yang duduk dibarisan dekat pintu mereka
dulunya kelas VIII-1. Duh, gue takut gabisa berbaur nih , mereka anak eksis
semua rata-rata, takutnya mereka semua sombong dan gamau main dan berteman
dengan kita.”
“udah jangan berfikir kaya gitu
wik, siapa tau aslinya mereka asik, baik dan gasombong. Kita pasti bisa kok
berbaur sama mereka. Buktinya kita udah dapet 2 teman baru, Afinsa dan Haniza
kan?”
“iya gue takut aja. Soalnya Cuma kita
berdua doang yang dari kelas VIII-7 dulunya. Semoga kita bisa berbaur deh sama
mereka.”
Setelah sekian lama kami berada
dikelas dengan kesibukan masing-masing, terlihat seorang guru memasuki kelas. “Assalamualaikum
anak-anak”, “Walaikumsalam ibu” sahut kami bersamaan. “perkenalkan nama ibu,
Widiati, ibu biasa dipanggil ibu Widi, kalian bisa memanggil Ibu dengan sebutan
itu. Ibu disini menjadi wali kelas kalian sekaligus menjadi guru bahasa inggris
kalian. Semoga kalian senang ya diajar oleh Ibu.” Ucap bu Widi memperkenalkan
diri. Kemudian kami satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas dan
berbincang-bincang denagn ibu Widi. Akhirnya bel istirahat berbunyi, aku dan
Alifia kekantin bersama.
Tidak terasa setelah sekian lama
aku dan Alifia mengobrol dikantin sambil
makan bekal yang kami bawa, bel masuk pun berbunyi. Aku dan Alifia pun
menuju kelas. “teman-teman sekarang waktunya kita membuat struktur organisasi
kelas yuk, mumpung belum ada guru yang mengajar nih.” Ucap Mahdi. Akhirnya kami
menyetujuinya. “nah sekarang yang mau mencalonkan diri sebagai pengurus kelas,
silahkan maju kedepan.” Sambungnya. Akupun maju kedepan kelas untuk mencalonkan
diri sebagai pengurus kelas. Setelah diangket, ternyata aku dipilih sebagai
bendahara kelas ini.
Keesokan harinya, aku sudah mulai
aktif sebagai bendahara dikelas ini, aku mulai menagih uang kas dan dari sini
aku bisa akrab dengan murid-murid lainnya. Ternyata tidak seperti yang aku
fikirkan sebelumnya, mereka semua ternyata teman-teman yang baik dan asik. Hanya
karena wajahnya saja yang terkesan jutek dan sombong, ternyata dugaanku salah.
Hari demi hari aku mulai mempunyai
sahabat baru dikelas, orang-orang yang awalnya aku anggap sebagai anak yang
jutel, sombong, sok berkuasa dan bandel ternyata mereka semua solid, asik,
baik, penghibur dan tidak sombong.
Seiring berjalannya waktu kami
lalui sebagai kelas IX, akhirnya ujian praktek pun tiba. Aku merasa waktu terlalu cepat, karena tidak
terasa sebentar lagi kita akan berpisah.
Setelah kami menjalankan ujian
praktek, akhirnya kami sampai dipuncaknya yaitu Ujian Nasional. Aku merasa
takut sekali berpisah dengan sahabat-sahabatku. “teman-teman kita berdoa
bersama-sama yuk , supaya kita diberi kesuksesan dan kelancaran saat ujian
nanti, dan supaya hasil ujian nanti kita bisa memuaskan.” Ajak ketua kelas
kami, Indra. Setelah berdoa bersama guru pengawas memasuki ruangan. Dan ujian
pun dimulai.
Ujian nasional pun sudah kami
lewati, sekarang hanya tinggal menunggu waktu pengumuman nem saja. Aku dan 12
orang sahabatku pergi berlibur bersama ke Dufan. Disini kami bersenang-senang
dan tertawa bersama untuk melepas penat seusai ujian. Mungkin ini adalah hari
terakhir kami berlibur bersama, karena kami tahu pasti tidak mungkin satu
sekolah lagi. Ya walaupun kami bisa kumpul setelah lulus nanti, tapi aku yakin
pasti tidak bisa selengkap seperti sekarang ini.
Aku dan sahabatku menikmati
wahana-wahana yang ada disini. Kami berfoto bersama sambil tertawa, sesekali
kami bercanda sampai kami pun menjadi pusat perhatian orang-orang karena
terlalu heboh. Tidak terasa hari mulai gelap, ternyata sekarang sudah pukul
05.00 sore . kami pun memutuskan untuk makan dan pulang.
“Alif, ayo buruan ih, kebiasaan
banget deh lama banget sih dandannya.”
“ih, sebentar lagi, tinggal
rapihin kerudung doang nih. Liat deh udah rapi belum?”
“udah, udah cantik kok . Let’s go to school, hari ini pengumuman
nih gue udah gasabar.”
Setelah sampai disekolah, aku
melihat anak-anak yang sudah memenuhi mading sekolah. Aku juga melihat
sahabat-sahabatku disana yang sedang sibuk mencari namanya disana. “Alhamdulillah
gue lulus! Dan nemnya memuaskan! Yey!” teriak Haniza dengan bangganya dan
langsung memeluk kami. “aduh mana sih namaku?” kataku gelisah. “ini nama lu
wik, cie lulus cie nemnya juga bagus” goda Rohman. “alhamdulillah berati bisa masuk
sekolah Prisma Jaya dong?yess!” ucapku girang sambil lompat-lompat lalu memeluk
sahabatku.
“kita berpisah deh, kalian jangan
sombong ya semuanya. Selalu inget wika ya. Makasih udah mau jadi sahabat gue,
gue bangga punya sahabat kaya kalian. Padahal dulu aku berfikir gue ga bisa
berteman sama kalian dan berfikir kalau kalian jutek, sombong, sok berkuasa dan
bandel. Tapi dugaanku salah. I proud you,
My bestfriend!”
Kami semua berpelukan dan
menangis -selesai- Cerpen by Wika Widya Laureta
Langganan:
Postingan (Atom)