Tuhan adalah pemberi pembahagiaan .Dunia
awalnya baik2 saja dan penyebab rusaknya .Bumi adalah manusia itu sendiri.Sikap
batin - iman = aman : diyakini di hati, diucapkan dgn lisan, tindakan.Di yakini
di hati-Allah- Al Qur'an/hadist=tuntutan.Iman : mempercayai adanya
Allah.Tindakan(amal/sholeh): ibadah. Ibadah Ubudiyah ( sholat, puasa, zakat,
haji, qurban): individu.Ibadah sosial ( seluruh aktivitas). Syarat berjuang di jalan
Allah: tulus, niat, yakin. Muslim : dapet dunia dan akhirat. Non muslim :
dapetnya dunia doang. Sholat : mendekatkan dirinya kepada Allah untuk
mendapatkan ketenangan. Puasa : menahan hawa nafsu yg ada di dunia. Zakat :
tabungan untuk di akhirat. Haji : memenuhi kewajiban.Qurban : memenuhi
kewajiban/ menabung untuk kendaraan di akhirat. Islam : suatu tindakan .
Tindakan sosial : ikut membahagiakan orang banyak. Hidup = ujian = Masalah.
Bahwa sebenarnya hidup ini adalah untuk menguji dengan berbagai macam masalah.
Allah tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan makhluk nya.
Kebahagiaan
didamba setiap orang. Tidak ada orang yang tidak ingin hidupnya bahagia. Semua
berusaha keras agar hidupnya bahagia.Tujuan adanya Islam adalah untuk bahagia.
Kebahagiaan
merupakan sebuah cita-cita yang semua orang berusaha untuk meraihnya.
Imam
Ibnul Qayyim hahimahullah menjelaskan 3 tanda kebahagian:
- Bersyukur
- Sabar
- Beristighfar
Keadaan
seseorang akan selalu berputar, antara mendapat karunia yang melimpah, di timpa
musibah atau terjerumus dalam lubang dosa.
Mendefinisikan
hidup bahagia sangatlah mudah untuk diungkapkan dengan kata-kata dan sangat
mudah untuk disusun dalam bentuk kalimat. Prakteknya, telah banyak orang yang
tampil untuk mendefinisikannya sesuai dengan sisi pandang masing-masing. Ahli
ekonomi mendefinisikannya sesuai dengan bidang dan tujuan ilmu perekonomian.
Ahli kesenian mendefinisikannya sesuai dengan ilmu kesenian. Ahli jiwa akan
mendefinisikannya sesuai dengan ilmu jiwanya. Demikian seterusnya, tak pernah
ada titik terang. Mari kita melihat bimbingan Allah dan Rasul-Nya Muhammad
tentang hidup bahagia.
Ada orang yang melihatnya pada tumpukan harta yang
melimpah. Orang yang mengukur kebahagiaan dari harta benda akan berusaha keras
mengejar dan mencari harta sebanyak-banyaknya. Mereka mengira kebahagiaan
terletak pada kekayaan, kesenangan hidup, kelimpahan harta dan tercukupinya
segala kebutuhan materi.
Nampaknya, kebanyakan manusia mencari kebahagiaan bukan
pada tempatnya. Mereka ibarat kembalinya orang yang mencari mutiara di padang
sahara; kembali dengan tangan kosong, badan lelah, jiwa tersiksa dan harapan
terputus.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzî,
dikatakan:
Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya maka Allah akan
menjadikan kekayaan dalam hatinya, mengumpulkan kekuatan baginya dan dunia akan
datang kepadanya dengan mudah. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya maka
Allah akan menjadikan kemiskinan di hadapan matanya, melemahkan kekuatannya dan
dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Bijak dalam Berkomentar