Backup yaitu meng-copy atau menyalin data supaya tidak
hilang. Fungsinya sendiri adalah ketika computer kita crash atau hang, kita
masih memiliki copy-an atau salinan data yang telah kita Backup. Sehingga kita
tidak perlu kuatir kehilangan data kita tersebut.
Sedangkan Recovery yaitu untuk mengembalikan data atau
system dari kondisi yang rusak seperti semula akibat komputer crash ataupun
hang.
Penyebab
Penyebab kerusakan data atau kehilangan data yaitu sebagai
berikut :
- Virus
- Hardisk Badsector
- Sistem Partisi Error
- Tidak Sengaja Terhapus
- Terformat
- Terpartisi
Software Recovery
Macam-macam sofware Recovery yaitu sebagai berikut :
- Testdisk
- Recuva
- Getdataback
- Data Recovery
- Easy Recovery
Hardware Recovery
Recovery data pun bisa mengembalikan data dari berbagai
media penyimpanan. Entah itu dari: disk komputer, harddisk, flashdisk, memori card, atau media penyimpanan lainya seperti kamera digital, dan
camcorder. Bahkan ketika saya salah salah melakukan pengaturan pada
komputer, saya lakukan recovery dan hasilnya komputer bisa kembali seperti
semula.
Cara Recovery
Bagaimana Cara Recovery?
Cara recovery data bisa kamu lakukan menggunakan software
atau menggunakan sistem bawaan windows. Dibawah ini merupakan cara menggunakan
system bawaan. Kamu bisa lakukan dengan:
- Tekan
tombol windows di keyboard kamu.
- Ketikkan
Recovery, maka akan langsung muncul pilihan recovery. Klik.
- Setelah
di klik Open System Restore/Recovery, pada jendela baru yang muncul.
- Kemudian
klik tombol Next.
- Pada
halaman berikutnya, kamu akan melihat pilihan tanggal yang bisa kamu pilih.
- Kamu ingin mengembalikan komputer
seperti pada tanggal berapa.
- Jika
sudah memilih, klik Scan for Affected Program lalu klik Next.
Fungsi
Pada dasarnya, recovery bisa kamu gunakan untuk:
1. Mengembalikan sistem ke kondisi sebelumnya
Beberapa software bisa saja mengalami masalah ketika kita
gunakan. kita tak tahu apa penyebabnya. Bahkan kita juga tak tahu bagaimana
cara mengatasinya, tapi dengan melakukan recovery, kita bisa mengembalikan
sistem software ke kondisi saat masih normal. Intinya, recovery mengembalikan
data seperti sebelum terjadi error.
2. Menghilangkan hang, error atau bahkan virus
Bila terjadi hang, error atau komputer terkena virus, kita
juga bisa atasi dengan melakukan recovery. Recovery akan mengembalikan posisi
komputer ke kondisi sebelumnya, saat dimana komputer tidak mengalami hang,
error atau bahkan terjangkit virus.
3. Mengembalikan Data
Ketika data penting terlanjur kita hapus atau data yang dulu
kita anggap tidak penting ternyata kita butuhkan lagi. Tetapi data tersebut
sudah tidak ada di Recycle Bin karena sudah kita hapus juga dari situ, maka
satu-satunya jalan adalah melakukan recovery data. Walau tidak menjamin data
akan kembali semua, setidaknya upaya ini patut untuk kita coba.
4. Mengembalikan Registry dan Pengaturan
Recovery data juga bisa berfungsi untuk mengembalikan
registry dan pengaturan komputer. Jadi bila sewaktu-waktu kamu mengaotak-atik
komputer tetapi tidak tahu bagaimana cara mengembalikanya, silakan gunakan
recovery data.
Beberapa sebab kerusakan atau kegagalan operasi adalah:
1. Aliran listrik terputus, yang dapat mengakibatkan
hilangnya informasi yang ada dimemori utama dan register.
2. Kesalahan operator (human error), dimana operator/manusia
melakukan kesalahan operasi yang tidak disengaja.
3. Kesalahan perangkat lunak, yang dapat mengakibatkan hasil
pengolahan (akhir/antara) tidak benar, informasi yang disajikqan ke user salah,
dan basis data menjadi tidak konsisten.
4. Disk rusak, yang dapat mengakibatkan hilangnya informasi
atau rusaknya basis data yang ada dalam disk.
Jenis Kerusakan dan jenis Media Penyimpanan
Jenis Kerusakan dan jenis Media Penyimpanan
Beberapa jenis kerusakan yang dapat terjadi diantaranya
adalah:
1. Kegagalan transaksi (transaksi failure)
Ada beberapa jenis kesalahan yang dapat menyebabkan sebuah
transaksi menjadi gagal:
- Kesalahan logika (logical error), dimana program tidak
dapat melanjutkan eksekusi normalnya karena adanya kondisi internal tertentu seperti
masukan yang salah/rusak, data yang tidak tersedia, nilai data di luar batas
domain yang diperbolehkan (overflow), logika program yang tidak tepat.
- Kesalahan sistem (system error), dimana program/ sistem
telah memasuki kondisi yang tidak diharapkan (seperti deadlock), sebagai hasil
dari tidak tereksekusinya program/sistem secara normal.
2. Kerusakan sistem (system crash)
hardware macet (hang), menyebabkan isi media penyimpanan
sementara hilang.
3. Kegagalan/ kerusakan disk (disk failure)
adanya/ terjadinya bad sector atau disk macet pada saat
berlangsungnya operasi I/O ke disk.
Ada beberapa jenis media penyimpanan (storage), yang dapat
dibedakan dari segi kecepatan, kapasitas dan juga ketahanannya terhadap
kerusakan:
1. Media penyimpanan sementara (volatile storage)
Informasi yang ada di media penyimpanan ini hanya ada selama
catuan listrik mengalir. Jika catuan listriknya terputus, maka informasi/data
yang tersimpan akan hilang. Akan tetapi kelebihan media penyimpanan ini
terletak pada kecepatannya yang sangat tinggi. Contoh media penyimpananya
adalah RAM (Random Access Memory), Cache dan register.
2. Media penyimpanan permanent (non-volatile storage)
Informasi yang ada dalam media penyimpanan ini tetap ada
walaupun catuan listrik tidak mengalir lagi.
3. Media penyimpanan stabil (stable storage)
Informasi yang ada di media penyimpanan ini tidak pernah
hilang/ rusak (secara fisik oleh factor-faktor internal).
Mekanisme recovery memiliki dua bagian utama, yaitu:
1. Aksi-aksi yang ditempuh selama transaksi berjalan normal
untuk menjamin adanya informasi yang memadai yang kelak dibutuhkan oleh
mekanisme recovery.
2. Aksi-aksi yang ditempuh setelah terjadinya kerusakan/
kegagalan sistem yang dilakukan untuk memulihkan isi basis data ke suatu
keadaan yang menjamin konsistensi basis data, keatomikan, dan ketahanan
transaksi.
Skema Mekanisme Recovery
Dengan asumsi ruang disk yang dialokasikan untuk basis data
tidak mengalami kerusakan, maka ada 3 pilihan skema untuk menjalankan mekanisme
recovery secara otomatis begitu kerusakan atau kegagalan sistem telah terjadi.
Ketiga skema pilihan itu adalah:
1. File Log dengan Penundaan Pengubahan (Incremental Log
With Defered Update)
2. File Log dengan Pengubahan langsung (Incremental Log With
Immediate Updates)
3. Page Bayangan (Shadow Paging), yang memerlukan akses ke
disk yang lebih sedikit.
Recovery untuk Transaksi Konkuren
a. Interaksi dengan pengendalian konkurensi
Skema recovery ini akan banyak tergantung pada skema
pengendalian konkurensi yang digunakan. Untuk menjalankan proses roll back
terhadap transaksi yang gagal/ batal,kita harus membatalkan perubahan yang
telah dilakukan oleh transaksi tersebut.
Jika sebuah transaksi T telah mengubah sebuah item data Q,
tidak boleh ada transaksi lain yang boleh mengubah item data yang sama hingga T
telah di-commit ataupun di-roll back. Kita dapat menjamin hal ini dengan
memanfaatkan Loking Protokol Dua Fase yang Ketat, yang menerapkan penguncian
dengan mode exclusive hingga akhir transaksi
b. Restart recovery
Pada
saat sistem melakukan pemulihan data, ia membentuk dua buah daftar. Yang
pertama adalah daftar undo (undo-list) yang terdiri atas transaksi-transaksi
yang harus dikenai operasi undo dan daftar redo (redo-list) yang berisi
transaksi-transaksi yang harus dikenai operasi redo.
Kedua daftar ini dibentuk untuk proses recovery sebagai
berikut. Mula-mula kedua daftar tersebut kosong. Kita melakukan penelusuran
mundur terhadap file log, memeriksa record hingga ditemukannya
<checkpoint>:
- Untuk setiap record yang ditemukan dalam bentuk <Ti
commit>, kita tambahkan Ti dalam redo-list.
- Untuk setiap record yang ditemukan dalam bentuk <Ti
start>, jika Ti tidak ada dalam redo-list, kita tambahkan Ti dalam
undo-list.
Pada saat semua record dimaksud dalam file log telah
diperiksa, kita periksa isi list L dalam record checkpoint. Untuk setiap
transaksi Ti dalam L, jika Ti tidak ada dalam redo-list maka kita tambahkan
Ti dalam undo-list. Begitu kedua daftar
tersebut telah terbentuk, maka proses recovery akan dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini:
1. Ulangi penelusuran mundur file log dari record terakhir,
dan jalankan operasi undo untuk setiap record dalam file logyang memiliki
transaksi Ti pada undo-list. Record-record transaksi dalam redo-list diabaikan
dalam fase ini. Penelusuran dihentikan ketika record <Ti start> ditemukan
untuk setiap transaksi Ti dalam undo-list.
2. Carilah record <checkpoint L> terakhir dalam file
log. Perhatikan bahwa langkah ini dapat melibatkan penelusuran maju, jika
record checkpoint telah dilewati dalam langkah pertama.
3. Lakukan penelusuran maju pada file log dari record
<checkpoint L> terakhir dan jalankan operasi redo untuk setiap record
dalam file log yang dimiliki transaksi Ti yang da di dalam redo-list. Pada fase
ini, abaikan semua record dari transaksi yang ada dalam undo-list.
Setelah semua transaksi dalam undo-list telah dikenai
operasi undo, selanjutnya transaksi-transaksi dalam redo-list juga dikenai
denagn operasi redo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon Bijak dalam Berkomentar