Cari temen yang emang bener-bener temen zaman sekarang mah susah. Rata-rata temen zaman sekarang pada gitu. Gaada yang asik.
Temen zaman sekarang itu:
1. Ada disaat gadibutuhin
2. Giliran lagi dibutuhin pada kelaut semua
Anak jaman sekarang juga berteman berdasarkan kekayaan dan pergaulan. Padahal lebih enakan temenan sama orang yang biasa-biasa aja dan ga GAUL.
Remaja jaman sekarang hampir semuanya lupa sama temen lama. Apalagi kalo punya temen baru yang kaya dan gaul pasti bakalan bener-bener lupa sama temen lamanya.
Gue pengen cerita sedikit disini.
Aqila ini punya temen atau bahkan dibilang temen deket banget karna dari kelas 10 emang selalu main bareng. Sebut aja namanya Gina, Kina, Fani, Rima, dan Yuli. Mereka berenam ini kemana mana selalu bersama. Mau ke kantin selalu berenam, kalo ada tugas kelompok mereka selalu berenam. Aqila ini terkenal atau bahkan emang sifat dia yang polos atau bahkan kelewat polos dan kelewat baik. Alhasil aqila ini selalu dimanfaatin sama temen temennya disekolahnya. Ada 1 orang temen qila sebut saja namanya Timay. Timay ini bilang sama si qila bahwa dia itu jadi orang jangan baik baik banget soalnya nanti bakalan dimanfaatin sama orang lain. Nah si aqila ini sebenernya nyadar kalo posisi dia sekarang ini emang selalu dimanfaatin sama orang. Tapi disisi lain, si qila ini juga bingung. Kalo misalkan dia ga 'iya' in permintaan temennya dikelas ini maka qila bakalan dicap jahat atau bahkan pelit. Dan posisi dia ini emang beneran ngebingungin. Nah masuk kelas 11 sekarang. Kelasnya berubah dan orang orangnya pun berubah. Aqila ini akhirnya sadar bahwa temen temennya ini telah berubah terutama temen deketnya dia ini yang berlima, mereka beneran berubah 180 derajat. Mereka berlima ini akhornya masuk didalem geng gitu dan geng ini itu geng yang gimana ya termasuk orang orang yang GAUL, KAYA DAN EKSIS. Dan disini mereka ber 5 tuh temen temennya si aqila mulai lupain si aqila. Tapi mereka ber 5 tuh kalo lagi butuh aqila, aqila respon kalo diantara mereka ber 5"lagi ada yang sedih aqila hibur. Tapi dilain sisi kalo si aqila ini lagi butuh temen curhat atau mereka ber 5 ini satupun gaada yang ngerespon. Dan diposisi inilah si aqila saar kalo dia itu telah dibodohin sama temen deketnya sendiri. Atau bahkan sekarang aqila ini udah gapercaya lagi sama yang mamanya TEMAN. Coba deh kalian bayangin jadi aqila temen temennya dia yang dulunya baik sama aqila eh setelah dapet temen baru yang gaul,eksis dan kaya akhirnya si aqila ini dilupain. Pasti sedih kan jadi aqila???
Nahhh itulah yang gue rasain sekarang HAHAHAHA. Ya pokoknya bagi kalian yang emanh baru jadi anak SMA/SMK berhati hatilah dalam memilih teman. Karena teman ini kadang hanya baik diawal terus setelah nanti ada orang yang lebih baik dari kalian maka kalian bakalan dilupain sama temen kalian. YA PADA INTINTA HATI-HATI DALAM MEMILIH TEMAN. MENDING MILIH TEMAN YANG BIASA AJA DARIPADA MEMILIH TEMAN YANG ORANG EKSIS DAN KAYA ITU.
maaf kalo postingan ini agak gajelas ataun bahkan emang gajelas yaa cuma pengen ngeluapin isi hati aja sih hahhaha. Sorry for typo yes!!
TEMAN APA TEMAN?
16 Oktober 2014
08 Oktober 2014
Hari ini adalah hari pertama aku
menduduki bangku kelas IX. Aku mencari namaku di mading sekolah, agar
mengetahui kelas ku berada dimana. “Hmm.. mana sih namaku kok gaada ya? Eh ini
namaku, Wika Widya Laureta, nah iya bener!” ternyata namaku tercantum dikelas
IX-5. Aku senang karena aku satu kelas dengan sahabatku. Tapi aku juga merasa
tidak nyaman setelah melihat daftar nama murid kelas IX-5, karena dari beberapa
nama itu, setahu ku ada anak yang jutek, sombong, sok berkuasa dan bandel. Aku takut
jika nanti aku masuk kelas, aku tidak bisa berbaur dengan anak-anak lainnya. Untung
saja aku satu kelas dengan sahabatku.
Aku menyusuri koridor sekolah
untuk mencari kelas IX-5 dengan sahabatku, Alifia. “Kira-kira kelas IX-5 masih
sama kaya kelas yang dulu ga ya lif? Atau udah dipindahin kelasnya?” tanyaku. “setau
gue sih udah dipindahin wik, jadi di samping koperasi kelasnya. Tapi gatau
juga, itu setau gue loh ya.” Katanya. Setelah kita mencari, akhirnya sampai
juga di tujuan kita yaitu kelas IX-5.
“kita duduk disini aja wik” ajak
alifia, dan aku mengikutinya. Aku duduk sama alifia di pojok kanan paling
depan, tepat didepannya meja guru. Aku berkenalan dengan 2 orang yang duduknya
dibelakangku Haniza dan Afinsa.
Aku menyusuri setiap sudut kelas
ini dan mengamati teman-teman sekelasku. Aku merasa takut tidak bisa sedekat
seperti berteman dengan teman kelas VIII ku waktu dulu. Aku melihat bangku
paling belakang, disana terlihat ada 6 orang yang sedang mengobrol dan tertawa
bersama, sepertinya mereka sudah kenal dekat sekali. Ditempat duduk tengah aku
melihat 8 orang yang sedang bermain truth or dare. Dibangku pojok dekat pintu
juga terlihat 4 orang yang sedang asyik bercerita sepertinya. Aku juga melihat
Afinsa dan Haniza yang sedang asyik mengobrol dengan 2 orang yang duduk
dibelakangnya.
“lif, liat deh, yang duduk
dibarisan belakang, mereka dulunya semuanya kelas VIII-2, terus yang duduk
ditengah mereka dulunya kelas VIII-4, yang duduk dibarisan dekat pintu mereka
dulunya kelas VIII-1. Duh, gue takut gabisa berbaur nih , mereka anak eksis
semua rata-rata, takutnya mereka semua sombong dan gamau main dan berteman
dengan kita.”
“udah jangan berfikir kaya gitu
wik, siapa tau aslinya mereka asik, baik dan gasombong. Kita pasti bisa kok
berbaur sama mereka. Buktinya kita udah dapet 2 teman baru, Afinsa dan Haniza
kan?”
“iya gue takut aja. Soalnya Cuma kita
berdua doang yang dari kelas VIII-7 dulunya. Semoga kita bisa berbaur deh sama
mereka.”
Setelah sekian lama kami berada
dikelas dengan kesibukan masing-masing, terlihat seorang guru memasuki kelas. “Assalamualaikum
anak-anak”, “Walaikumsalam ibu” sahut kami bersamaan. “perkenalkan nama ibu,
Widiati, ibu biasa dipanggil ibu Widi, kalian bisa memanggil Ibu dengan sebutan
itu. Ibu disini menjadi wali kelas kalian sekaligus menjadi guru bahasa inggris
kalian. Semoga kalian senang ya diajar oleh Ibu.” Ucap bu Widi memperkenalkan
diri. Kemudian kami satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas dan
berbincang-bincang denagn ibu Widi. Akhirnya bel istirahat berbunyi, aku dan
Alifia kekantin bersama.
Tidak terasa setelah sekian lama
aku dan Alifia mengobrol dikantin sambil
makan bekal yang kami bawa, bel masuk pun berbunyi. Aku dan Alifia pun
menuju kelas. “teman-teman sekarang waktunya kita membuat struktur organisasi
kelas yuk, mumpung belum ada guru yang mengajar nih.” Ucap Mahdi. Akhirnya kami
menyetujuinya. “nah sekarang yang mau mencalonkan diri sebagai pengurus kelas,
silahkan maju kedepan.” Sambungnya. Akupun maju kedepan kelas untuk mencalonkan
diri sebagai pengurus kelas. Setelah diangket, ternyata aku dipilih sebagai
bendahara kelas ini.
Keesokan harinya, aku sudah mulai
aktif sebagai bendahara dikelas ini, aku mulai menagih uang kas dan dari sini
aku bisa akrab dengan murid-murid lainnya. Ternyata tidak seperti yang aku
fikirkan sebelumnya, mereka semua ternyata teman-teman yang baik dan asik. Hanya
karena wajahnya saja yang terkesan jutek dan sombong, ternyata dugaanku salah.
Hari demi hari aku mulai mempunyai
sahabat baru dikelas, orang-orang yang awalnya aku anggap sebagai anak yang
jutel, sombong, sok berkuasa dan bandel ternyata mereka semua solid, asik,
baik, penghibur dan tidak sombong.
Seiring berjalannya waktu kami
lalui sebagai kelas IX, akhirnya ujian praktek pun tiba. Aku merasa waktu terlalu cepat, karena tidak
terasa sebentar lagi kita akan berpisah.
Setelah kami menjalankan ujian
praktek, akhirnya kami sampai dipuncaknya yaitu Ujian Nasional. Aku merasa
takut sekali berpisah dengan sahabat-sahabatku. “teman-teman kita berdoa
bersama-sama yuk , supaya kita diberi kesuksesan dan kelancaran saat ujian
nanti, dan supaya hasil ujian nanti kita bisa memuaskan.” Ajak ketua kelas
kami, Indra. Setelah berdoa bersama guru pengawas memasuki ruangan. Dan ujian
pun dimulai.
Ujian nasional pun sudah kami
lewati, sekarang hanya tinggal menunggu waktu pengumuman nem saja. Aku dan 12
orang sahabatku pergi berlibur bersama ke Dufan. Disini kami bersenang-senang
dan tertawa bersama untuk melepas penat seusai ujian. Mungkin ini adalah hari
terakhir kami berlibur bersama, karena kami tahu pasti tidak mungkin satu
sekolah lagi. Ya walaupun kami bisa kumpul setelah lulus nanti, tapi aku yakin
pasti tidak bisa selengkap seperti sekarang ini.
Aku dan sahabatku menikmati
wahana-wahana yang ada disini. Kami berfoto bersama sambil tertawa, sesekali
kami bercanda sampai kami pun menjadi pusat perhatian orang-orang karena
terlalu heboh. Tidak terasa hari mulai gelap, ternyata sekarang sudah pukul
05.00 sore . kami pun memutuskan untuk makan dan pulang.
“Alif, ayo buruan ih, kebiasaan
banget deh lama banget sih dandannya.”
“ih, sebentar lagi, tinggal
rapihin kerudung doang nih. Liat deh udah rapi belum?”
“udah, udah cantik kok . Let’s go to school, hari ini pengumuman
nih gue udah gasabar.”
Setelah sampai disekolah, aku
melihat anak-anak yang sudah memenuhi mading sekolah. Aku juga melihat
sahabat-sahabatku disana yang sedang sibuk mencari namanya disana. “Alhamdulillah
gue lulus! Dan nemnya memuaskan! Yey!” teriak Haniza dengan bangganya dan
langsung memeluk kami. “aduh mana sih namaku?” kataku gelisah. “ini nama lu
wik, cie lulus cie nemnya juga bagus” goda Rohman. “alhamdulillah berati bisa masuk
sekolah Prisma Jaya dong?yess!” ucapku girang sambil lompat-lompat lalu memeluk
sahabatku.
“kita berpisah deh, kalian jangan
sombong ya semuanya. Selalu inget wika ya. Makasih udah mau jadi sahabat gue,
gue bangga punya sahabat kaya kalian. Padahal dulu aku berfikir gue ga bisa
berteman sama kalian dan berfikir kalau kalian jutek, sombong, sok berkuasa dan
bandel. Tapi dugaanku salah. I proud you,
My bestfriend!”
Kami semua berpelukan dan
menangis -selesai- Cerpen by Wika Widya Laureta
06 September 2014
Tepat
diujung sekolah sebuah taman yang ditumbuhi oleh bunga-bunga indah, aku dan
sahabat-sahabatku, sebut saja “COTIX” kita bernyanyi bersama, bersenda gurau,
menikmati hari-hari kita dengan penuh canda dan tawa. Aku bahagia sekali
memiliki sahabat seperti mereka. Mereka adalah keluarga keduaku. Kini, kami
telah duduk di kelas 3 SMP. 2 tahun sudah kita lewati hari-hari bersama, hingga
kini tiba waktunya kita harus mempersiapkan diri untuk meraih cita-cita kita
yaitu lulus dengan nilai tinggi dengan
hasil sendiri. Hari demi hari kita lewati, Ujian Nasional pun sudah menanti.
Aku selalu mengharapkan yang terbaik untuk kita semua. Ada salah satu sahabatku
yang bernama Arinda, ya dia memang pintar, kita pun meminta kepada Arin untuk
mengajarkan kita. Penambahan materi disekolah pun semakin padat atau pun
semakin sibuk dengan tumpukan soal-soal tahun lalu yang diberikan oleh guruku,
sehingga tak ada waktu untuk bermain.
Waktu
yang menegangkan pun tiba. Ujian nasional akan segera dilaksanakab. Pagi yang
cerah tetapi terasa kelabu oleh para pelajar yang ingin melaksanakan ujian. Sebelum
lonceng masuk berbunyi, aku dan
sahabat-sahabatku berkumpul bersama disalah satu kelas yang berada disekolahku.
Kami semua bedoa dan mengharapkan kemudahan dari Allah untuk mengerjakan soal
ujian nanti dengan lancar. Lonceng pun berbunyi dan pertanda bahwa ujian
nasional akan segera dimulai. Usai sudah usahaku pada hari ini, dan akupun
kembali menyiapkan persiapan untuk hari selanjutnya. Waktu pun terus berjalan
dan berjalan hingga akhirnya selesai sudah usahaku dan akupun siap untuk
menunggu hasil dari usahaku selama ini.
Hari-hari
yang ditunggu-tunggu tiba yaitu hari penentuan kelulusan. Sekolahku mengadakan
acara pentas seni di sekolah. Semua siswa kelas 9 diwajibkan mengenakan pakaian
adat seperti kebayadan untuk putra dapat mengenakan jas atau baju adat lainnya.
Pada hari itu, semua tampak cantik dan tampan, tetapi terlihat ada rauk wajah
kepanikan disetiap orang. Berbagai acara ditampilkan disana, mulai dari
pembacaan puisi, bernyanyi, sampai menaripun ada. Ada beberapa dari sahabatku
ikut mengisi acara, tampil dengan suaranya yang indah dan kelancarannya
dalam bermusik.
Detik-detik
yang ditunggu pun tiba dimana akan diumumkan tentang kelulusan. ada 10 nilai
terbesar. Pada saat kepala sekolah berkata “SMPN 259 LULUS 100%” dengan rasa
bangga akupun menangis. Kita semua menangis gembira. Aku tak ragu langsung
memeluk sahabat-sahabatku dengan penuh rasa bangga. 4 orang dari kami mendapat
penghargaan untuk 10 nilai terbesar. Aku dan cotix merayakan kemenangan ini
bersama-sama. Kami habiskan waktu libur bersama.
Tak
terasa liburanpun berlalu, sekarang waktunya aku mendaftar disekolah baru,
begitu pula halnya dengan teman-temanku. Akupun sudah menduduki bangku SMK. Tak
terasa waktu pun semakin cepat. Kesibukan membuat aku dan sahabat-sahabatku
tidak bisa meluangkan waktu bersama. Hari demi hari aku lewati. Kami berkumpul
bersama kurang lebih 1 minggu 2 kali, ya tidak sesering dulu. Tetapi waktu yang
padat tidak menjadi alasanku untuk jauh dari mereka. Salah satu dari kami,
yakni bernama Iin. Ia mengalami sakit sudah cukup lama. Awalnya dia terkena
types, tetapi sering berjalannya waktu ia tak kunjung sembuh hingga akhirnya ia
terkena DBD. Iin dirawat di RS. Polri. Kami pun selalu berusaha untuk
meluangkan waktu dengan datang menjengut Iin. Terdengar bahwa penyakit yang
dideritanya semakin parah. Iin pun dipindahkan ke RS. Mitra Keluarga Cibubur. Aku
sangat sedih. Iin adalah sahabatku dari SD hingga sebesar ini. Aku selalu
berharap yang terbaik. Akupun menyempatkan waktu untuk berbuka puasa di rumah
sakit tempat Iin dirawat. Aku bingung, ucapannya semakin lama semakin aneh. “Bel
sakit bel, enggak kuat” ucapnya. Mulutnya yang sulit dibuka membuat ia tidak
bisa makan, Ia selalu berkata “Bel kangen Mamah, kangen kumpul sama kalian.” Kebetulan,
mamahnya sudah meninggal.
Tepat tanggal
13 Juli, aku mendapat kabar bahwa Iin masuk ruang ICU. Aku dan cotix pun pergi
ke rumah sakit untuk melihat Iin. Mulut yang penuh dengan alat, badan yang
pucat, tak sadarkan diri, berbaring lemah dengan selang yang penuh darah. Kami tiba
pukul 10 pagi dan ternyata boleh menjenguknya pukul 17.00 WIB. Kami pun
menunggu hingga kami dapat melihat, walaupun hanya 5 menit dan tidak semua
dapat melihat. Aku masuk ruang ICU. Tak sadar air mataku jatuh melihat keadaan
Iin. Keesokan harinya pukul 05.00 ada orang datang kerumah ku. Ia berkata “Maaf
ini rumahnya Bella? Saya mau kabarin kalau Iin sudah tidak ada” akupun hanya
diam. Aku tak menyangka bisa secepat ini. Aku ambil handphone dan ternyata BBM
ku sudah penuh dengan kabar Iin. Aku langsung menangis tak henti. Aku pun tak
ragu mengajak cotix untuk pergi melihat Iin untuk yang terakhir kalinya.
Setibanya
di kediaman Iin, aku tak kuat menahan air mata. Begitu sakit ketika harus
kehilangan sahabat untuk terakhir kalinya. Jenazah pun dimandikan, dan siap
untuk dikafankan. Tak henti aku dan sahabatku menangis, masih tidak dapat
dipercaya kalau dia harus pergi secepat ini. Liang lahat pun sudah
dipersiapkan,tidak kuat rasanya. Ketika semua sudah pulang dan pemakaman sudah
selesai. Aku dan cotix bergantian meletakkan bunga terakhir dan mencium batu
nisannya. Masih tidak menyangka akan seperti ini. Ketika kita melihat ke makam
Ibunya Iin, ternyata tanggal yang sama yaitu 14 Juli. Sebuah keunikan, dan
mungkin anugerah untuk Iin. 14 bunga dari 14 sahabat, ditanggal 14 dan ditahun
2014.
Semenjak
kejadian tanggal 14 tersebut, kita menjadi mengerti apa itu sahabat. Kita jadi
lebih bisa menghargai waktu-waktu yang ada ketika bersama. Karena sahabat bukan
hanya disaat kita “ada” melainkan juga ada dikala kita sudah tak bisa “apa-apa”
-selesai-
Cerpen by Bella Zulkarnain
05 September 2014
Dalam rangka mewujudkan
birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel untuk memperbaiki kinerja
manajemen pemerintahan/kualitas pelayanan publik adalah dengan memperbaiki
proses penyelenggaran administrasi pemerintahan melalui penyusunan dan
penerapan Prosedur Operasi Standar (POS) Administrasi Pemerintahan. POS adalah
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana
dan oleh siapa dilakukan. POS melingkupi seluruh proses penyelenggaraan
administrasi pemerintahan termasuk pemberian pelayanan baik pelayanan internal
maupun eksternal organisasi pemerintah yang dilaksanakan oleh unit-unit
organisasi pemerintahan. POS terbagi dalam dua jenis, yaitu :
1.
POS Teknis
yaitu standar prosedur yang
sangat rinci dan bersifat teknis. Setiap prosedur diuraikan dengan sangat
teliti sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan variasi lain. Prosedur
standar ini sangat rinci (detail) dari kegiatan yang dilakukan oleh satu
orang pelaksana (aparatur) atau satu peran/jabatan. Teknis adalah
standar prosedur yang sangat rinci dan bersifat teknis.Setiap
prosedur diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan variasi
lain. POS
teknis ini pada umumnya dicirikan dengan:
1)
Pelaksana prosedur (aktor) bersifat tunggal, yaitu satu orang atau satu
kesatuan tim kerja
2)
Berisi cara melakukan pekerjaan atau langkah rinci pelaksanaan pekerjaan
POS ini biasanya diterapkan dalam penyelenggaraan
kegiatan administrasi, antara lain pada bidang pemeliharaan sarana dan
prasarana, keuangan (auditing), kearsipan, korespondensi, dokumentasi,
pelayanan kepada masyarakat, dan kepegawaian
2.
POS Administratif
yaitu POS
administratif adalah standar prosedur yang diperuntukkan bagi jenis-jenis
pekerjaan yang bersifat administratif. Prosedur standar yang bersifat umum
(tidak detail) dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang
pelaksana (aparatur) dengan lebih dari satu peran/jabatan. Administratif adalah standar
prosedur yang disusun bagi jenis pekerjaan yang bersifat administrative, yaitu pekerjaan
yang dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau pekerjaan yang melibatkan banyak orang, dan bukan
merupakan satu kesatuan yang tunggal (tim, panitia). POS ini dapat diterapkan pada pekerjaan
yang menyangkut urusan keseretariatan (administrative pada unit-unit pendukung
(supporting units) dan urusan teknis (substantif) pada unit-unit teknis
(operating units). POS administratif ini pada umumnya
dicirikan dengan :
1)
Pelaksana
prosedur (aktor) berjumlah banyak (lebih dari satu orang) dan bukan merupakan
satu kesatuan yang tunggal
2)
Berisi tahapan pelaksanaan pekerjaan atau langkah-langkah pelaksanaan
pekerjaan yang bersifat makro ataupun mikro yang tidak menggambarkan cara melakukan pekerjaan.
Dalam penyelenggaraan
pemerintahan, jenis POS
administratif melingkupi pekerjaan yang bersifat makro dan mikro. Yang
dimaksud dengan POS
administratif makro adalah POS administrasi yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan yang bersifat
makro yang melingkupi beberapa pekerjaan yang bersifat mikro yang berisi
langkah-langkah pekerjaan yang lebih rinci, sedangkan POS administrasi yang bersifat mikro
adalah POS administrasi
yang merupakan bagian dari SOP administrasi makro yang membentuk satu
kesinambungan aktivitas
Kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli)
Latar Belakang Peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996
Kongres Luar Biasa DPP PDI yang
mengangkat Suryadi sebagai Pimpinan DPP PDI menggantikan Megawati, konon juga
tak lepas dari campur tangan yang diuntungkan dengan jatuhnya Megawati dalam
rangka karya besar untuk ´mensukseskan´ Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR
1998 nanti.
Sementara khayalak awam bingung
dengan pemberitaan peristiwa 27 Juli di koran dan majalah, yang tentu saja
melalui sensor dan sesuai ´prosedur´ yang ada, alangkah baiknya jika
pemberitaan yang kontroversial juga menjadi faktor pengimbang mengarah
pada obyektifitas.
Kongres Medan yang tidak diakui oleh
kubu Megawati, membuat massa PDI yang sadar terhadap intervensi dari luar tubuh
PDI, menjadi marah. Dan juga dikecewakan karena vested interested
pimpinan-pimpinan mereka sendiri, sehingga dapat ter-beli oleh penguasa
Tanah Air ini. Respon di kalangan kelompok Pro-Demokrasi tercermin dengan
berdirinya MARI (Majelis Rakyat Indonesia), yang adalah simpatisan terhadap
kubu Mega.
Masalah perpecahan PDI ini terangkat
di mass media. Presiden Soeharto bahkan pernah menyatakan agar Mega dan Suryadi
bisa berembuk dengan kepala dingin untuk menyelesaikan masalah ini. Pendukung
Mega sudah ingin bergerak dengan Long Marsh seperti People Power-nya Corazon
Aquino di negara tetangga kita dulu. Ini tidak diinginkan oleh Megawati
sendiri. Ia percaya masalah ini dapat dimenangkan secara hukum.
Keputusan Megawati untuk mengambil
jalan patuh hukum, politis tanpa kekerasan disambut dengan senyum oleh
pemerintah. Seperti kasus Tempo dan Sri Bintang Pamungkas yang masih hangat di
mata dan pikiran kita, apakah akan terulang kembali ? Sementara itu, Suryadi
juga bergerak mencari legitimasi dari pemerintah dan puncaknya diterimanya
Suryadi oleh Presiden Soeharto pada hari Kamis, 25 Juli 1996, 2 hari sebelum
peristiwa Jakarta berdarah.
Buat penguasa masalahnya tinggal
satu, akan diapakan massa PDI yang bercokol dan mempertahankan Kantor Pusat DPP
PDI di jalan Diponegoro 58 itu. Mereka berjumlah sekitar 200 orang dan
mengadakan panggung terbuka untuk pidato dan pembacaan puisi. Kuasai dulu
kantor itu dan berikan kepada Suryadi, maka Mega hanya dapat berharap dari
hasil gugatannya ke pengadilan.
Penyebab terjadinya kerusuhan 27 Juli 1996
Peristiwa
27 Juli 1996, disebut sebagai Peristiwa Kudatuli atau Peristiwa Sabtu Kelabu
adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai
pendukung Megawati Soekarnoputri.
Hingga akhirnya, puluhan pendukung Megawati tewas terbunuh usai penyerbuan yang dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan).
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung pun ikut dibakar
Hingga akhirnya, puluhan pendukung Megawati tewas terbunuh usai penyerbuan yang dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan).
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung pun ikut dibakar
Kronologis kejadian 27 Juli 1996
• Jam 01.30 - 02.00 WIB
• Patroli mobil polisi dan motor
Garnizun Kodam V Jaya acapkali melewati dan mengitari Jalan Diponegoro di depan
kantor DPP PDI.
• Jam 03.15 WIB
• Tim Satgas PDI menyuruh sebagian
massa yang berkumpul di depan DPP beserta wartawan dan simpatisan lainnya
pindah ke kantor PPP, ke LBH atau menunggu di sekitar bawah jembatan Kereta Api
Cikini.
• Jam 04.00 WIB
• 8 Truk berisi gerombolan yang
menggunakan kaos merah PDI bertuliskan ´Pro Kongres Medan´ berhenti di
stasiun Cikini. Mereka berkisar 800 orang. Ciri-ciri berbadan kekar dan
berambut pendek.
• Jam 05.00 WIB
• Wilayah sekitar Jalan Diponegoro
diisolasi untuk umum. Pasukan tak dikenal itu mulai bergerak menuju kantor DPP
PDI di Jalan Diponegoro 58.
• Jam 06.15-06.30 WIB
• Pasukan mulai melancarkan
penyerangan dengan pelemparan batu dan bom molotov. Massa PDI bertahan di dalam
kantor dengan memakai kursi sebagai tameng. Dilanjutkan dengan penembakan
gedung kantor oleh pasukan tak dikenal tersebut dan diakhiri dengan penyerbuan
ke dalam kantor DPP PDI. Massa yang berada di dalam, mencoba bertahan secara
fisik, tapi karena jumlahnya tak seimbang, mereka berhamburan melarikan diri.
Yang tertangkap diseret dan dilempar ke atas truk. Puluhan korban luka parah
dan diantaranya tak sadarkan diri.
• Jam 07.00-08.00 WIB
• Kantor DPP PDI dikuasai oleh pasukan
´Pro Kongres Medan´ dan/atau militer.
• Massa yang mendapat kabar penyerbuan
militer ke kantor DPP PDI berkerumun di bawah jembatan Kereta Api Cikini.
Tentara mencoba membubarkan kerumunan dan mengadakan perlawanan.
• Jam 09.30 WIB
• Massa dan sebagian pengurus PDI yang
tersisa mengadakan mimbar bebas di depan kantor polisi Cikini. Polisi dan
Tentara mencoba membubarkan mimbar bebas, sehingga terjadi bentrokan fisik dan
massa mengamuk.
• Kantor Polisi Cikini dilempari batu
dan dibakar.
• Jam 10.00-12.00 WIB
• Ambulans berdatangan memasuki DPP
PDI. Menurut saksi mata banyak diangkut korban, diantaranya sudah tidak
bernyawa lagi. Sementara itu rumah para pimpinan DPP PDI yang mendukung
kepemimpinan Megawati didatangi aparat militer dan polisi untuk memblokade
mereka agar jangan keluar rumah. Sambungan telepon di rumah anggota DPP PDI
pro-Megawati diputus.
• Massa yang berkumpul di bawah
jembatan semakin bertambah.
• Jam 12.30 WIB
• Massa bergerak ke Jalan Diponegoro,
dan sempat diblokade oleh aparat keamanan. Terdapat 2 panser gas air mata di
dua ruas jalan. Terjadi bentrokan fisik. Aparat keamanan mengundurkan diri.
• Jam 14.10 WIB
• Rakyat yang menonton ikut bergabung
di dalam barisan, sembari meneriakkan yel-yel "Hidup Mega!! Hidup PDI!!
Gantung ABRI" dll. Massa berkisar 10.000 orang. 3 bis dan sejumlah mobil-mobil
mahal dibakar.
• Aparat keamanan menghilang dari
Jalan Diponegoro.
• Jam 14.35 WIB
• Gedung milik pemerintah diserbu dan
dibakar massa. Antara lain Gedung Departemen Pertanian, Mess Kowad (Komando
Wanita Angkatan Darat) dan Gedung Persit Kartika Chandra Kirana (Organisasi
isteri AD). Di samping itu sejumlah gedung di sepanjang Salemba Raya menjadi
amukan massa. Antara lain Showroom Toyota Auto 2000, Bank Mayapada, Showroom
Honda, kantor Polsek Menteng dll.
• Kostrad diturunkan ke lapangan.
Massa yang mundur ke TIM dikejar oleh pasukan Kostrad. Beberapa mahasiswa IKJ
dan pelayan-pelayan toko di seputar TIM juga menjadi sasaran aparat keamanan.
• Terjadi kontak fisik di berbagai
lokasi di wilayah tersebut.
• Jam 19.50 WIB
• Militer telah menguasai dan memblokade
jalan-jalan sekitar Cikini, Salemba, Kramat sampai Stasiun Gambir.
• Jam 20.10 WIB
• Akan diberlakukan jam malam.
Penayangan Televisi menyatakan terjadinya pengrusakan beberapa gedung dan bus
PPD, mobil dan motor pribadi di kawasan Salemba. Tak ada korban jiwa dan hanya
20 orang luka luka.
Langganan:
Postingan (Atom)