-->

Iman dan Kebahagiaan

27 Oktober 2017




Tuhan adalah pemberi pembahagiaan .Dunia awalnya baik2 saja dan penyebab rusaknya .Bumi adalah manusia itu sendiri.Sikap batin - iman = aman : diyakini di hati, diucapkan dgn lisan, tindakan.Di yakini di hati-Allah- Al Qur'an/hadist=tuntutan.Iman : mempercayai adanya Allah.Tindakan(amal/sholeh): ibadah. Ibadah Ubudiyah ( sholat, puasa, zakat, haji, qurban): individu.Ibadah sosial ( seluruh aktivitas). Syarat berjuang di jalan Allah: tulus, niat, yakin. Muslim : dapet dunia dan akhirat. Non muslim : dapetnya dunia doang. Sholat : mendekatkan dirinya kepada Allah untuk mendapatkan ketenangan. Puasa : menahan hawa nafsu yg ada di dunia. Zakat : tabungan untuk di akhirat. Haji : memenuhi kewajiban.Qurban : memenuhi kewajiban/ menabung untuk kendaraan di akhirat. Islam : suatu tindakan . Tindakan sosial : ikut membahagiakan orang banyak. Hidup = ujian = Masalah. Bahwa sebenarnya hidup ini adalah untuk menguji dengan berbagai macam masalah. Allah tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan makhluk nya.

Kebahagiaan didamba setiap orang. Tidak ada orang yang tidak ingin hidupnya bahagia. Semua berusaha keras agar hidupnya bahagia.Tujuan adanya Islam adalah untuk bahagia.

Kebahagiaan merupakan sebuah cita-cita yang semua orang berusaha untuk meraihnya.

           

Imam Ibnul Qayyim hahimahullah menjelaskan 3 tanda kebahagian:

  1. Bersyukur 
  2. Sabar 
  3. Beristighfar



Keadaan seseorang akan selalu berputar, antara mendapat karunia yang melimpah, di timpa musibah atau terjerumus dalam lubang dosa.



Mendefinisikan hidup bahagia sangatlah mudah untuk diungkapkan dengan kata-kata dan sangat mudah untuk disusun dalam bentuk kalimat. Prakteknya, telah banyak orang yang tampil untuk mendefinisikannya sesuai dengan sisi pandang masing-masing. Ahli ekonomi mendefinisikannya sesuai dengan bidang dan tujuan ilmu perekonomian. Ahli kesenian mendefinisikannya sesuai dengan ilmu kesenian. Ahli jiwa akan mendefinisikannya sesuai dengan ilmu jiwanya. Demikian seterusnya, tak pernah ada titik terang. Mari kita melihat bimbingan Allah dan Rasul-Nya Muhammad tentang hidup bahagia.



Ada orang yang melihatnya pada tumpukan harta yang melimpah. Orang yang mengukur kebahagiaan dari harta benda akan berusaha keras mengejar dan mencari harta sebanyak-banyaknya. Mereka mengira kebahagiaan terletak pada kekayaan, kesenangan hidup, kelimpahan harta dan tercukupinya segala kebutuhan materi.



Nampaknya, kebanyakan manusia mencari kebahagiaan bukan pada tempatnya. Mereka ibarat kembalinya orang yang mencari mutiara di padang sahara; kembali dengan tangan kosong, badan lelah, jiwa tersiksa dan harapan terputus.



Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzî, dikatakan:

Barangsiapa akhirat menjadi tujuannya maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, mengumpulkan kekuatan baginya dan dunia akan datang kepadanya dengan mudah. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya maka Allah akan menjadikan kemiskinan di hadapan matanya, melemahkan kekuatannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya.
 
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS