-->

TEMAN APA TEMAN?

16 Oktober 2014

Cari temen yang emang bener-bener temen zaman sekarang mah susah. Rata-rata temen zaman sekarang pada gitu. Gaada yang asik.

Temen zaman sekarang itu:
1. Ada disaat gadibutuhin
2. Giliran lagi dibutuhin pada kelaut semua


Anak jaman sekarang juga berteman berdasarkan kekayaan dan pergaulan. Padahal lebih enakan temenan sama orang yang biasa-biasa aja dan ga GAUL.

Remaja jaman sekarang hampir semuanya lupa sama temen lama. Apalagi kalo punya temen baru yang kaya dan gaul pasti bakalan bener-bener lupa sama temen lamanya.

Gue pengen cerita sedikit disini.
Aqila ini punya temen atau bahkan dibilang temen deket banget karna dari kelas 10 emang selalu main bareng. Sebut aja namanya Gina, Kina, Fani, Rima, dan Yuli. Mereka berenam ini kemana mana selalu bersama. Mau ke kantin selalu berenam, kalo ada tugas kelompok mereka selalu berenam. Aqila ini terkenal atau bahkan emang sifat dia yang polos atau bahkan kelewat polos dan kelewat baik. Alhasil aqila ini selalu dimanfaatin sama temen temennya disekolahnya. Ada 1 orang temen qila sebut saja namanya Timay. Timay ini bilang sama si qila bahwa dia itu jadi orang jangan baik baik banget soalnya  nanti bakalan dimanfaatin sama orang lain. Nah si aqila ini sebenernya nyadar kalo posisi dia sekarang ini emang selalu dimanfaatin sama orang. Tapi disisi lain, si qila ini juga bingung. Kalo misalkan dia ga 'iya' in permintaan temennya dikelas ini maka qila bakalan dicap jahat atau bahkan pelit. Dan posisi dia ini emang beneran ngebingungin. Nah masuk kelas 11 sekarang. Kelasnya berubah dan orang orangnya pun berubah. Aqila ini akhirnya sadar bahwa temen temennya ini telah berubah terutama temen deketnya dia ini yang berlima, mereka beneran berubah 180 derajat. Mereka berlima ini akhornya masuk didalem geng gitu dan geng ini itu geng yang gimana ya termasuk orang orang yang GAUL, KAYA DAN EKSIS. Dan disini mereka ber 5 tuh temen temennya si aqila mulai lupain si aqila. Tapi mereka ber 5 tuh kalo lagi butuh aqila, aqila respon kalo diantara mereka ber 5"lagi ada yang sedih aqila hibur. Tapi dilain sisi kalo si aqila ini lagi butuh temen curhat atau mereka ber 5 ini satupun gaada yang ngerespon. Dan diposisi inilah si aqila saar kalo dia itu telah dibodohin sama temen deketnya sendiri. Atau bahkan sekarang aqila ini udah gapercaya lagi sama yang mamanya TEMAN. Coba deh kalian bayangin jadi aqila temen temennya dia yang dulunya baik sama aqila eh setelah dapet temen baru yang gaul,eksis dan kaya akhirnya si aqila ini dilupain. Pasti sedih kan jadi aqila???


Nahhh itulah yang gue rasain sekarang HAHAHAHA. Ya pokoknya bagi kalian yang emanh baru jadi anak SMA/SMK berhati hatilah dalam memilih teman. Karena teman ini kadang hanya baik diawal terus setelah nanti ada orang yang lebih baik dari kalian maka kalian bakalan dilupain sama temen kalian. YA PADA INTINTA HATI-HATI DALAM MEMILIH TEMAN. MENDING MILIH TEMAN YANG BIASA AJA DARIPADA MEMILIH TEMAN YANG ORANG EKSIS DAN KAYA ITU.





maaf kalo postingan ini agak gajelas ataun bahkan emang gajelas yaa cuma pengen ngeluapin isi hati aja sih hahhaha. Sorry for typo yes!!

Cerpen: Sahabat

08 Oktober 2014

Hari ini adalah hari pertama aku menduduki bangku kelas IX. Aku mencari namaku di mading sekolah, agar mengetahui kelas ku berada dimana. “Hmm.. mana sih namaku kok gaada ya? Eh ini namaku, Wika Widya Laureta, nah iya bener!” ternyata namaku tercantum dikelas IX-5. Aku senang karena aku satu kelas dengan sahabatku. Tapi aku juga merasa tidak nyaman setelah melihat daftar nama murid kelas IX-5, karena dari beberapa nama itu, setahu ku ada anak yang jutek, sombong, sok berkuasa dan bandel. Aku takut jika nanti aku masuk kelas, aku tidak bisa berbaur dengan anak-anak lainnya. Untung saja aku satu kelas dengan sahabatku.
Aku menyusuri koridor sekolah untuk mencari kelas IX-5 dengan sahabatku, Alifia. “Kira-kira kelas IX-5 masih sama kaya kelas yang dulu ga ya lif? Atau udah dipindahin kelasnya?” tanyaku. “setau gue sih udah dipindahin wik, jadi di samping koperasi kelasnya. Tapi gatau juga, itu setau gue loh ya.” Katanya. Setelah kita mencari, akhirnya sampai juga di tujuan kita yaitu kelas IX-5.
“kita duduk disini aja wik” ajak alifia, dan aku mengikutinya. Aku duduk sama alifia di pojok kanan paling depan, tepat didepannya meja guru. Aku berkenalan dengan 2 orang yang duduknya dibelakangku Haniza dan Afinsa.
Aku menyusuri setiap sudut kelas ini dan mengamati teman-teman sekelasku. Aku merasa takut tidak bisa sedekat seperti berteman dengan teman kelas VIII ku waktu dulu. Aku melihat bangku paling belakang, disana terlihat ada 6 orang yang sedang mengobrol dan tertawa bersama, sepertinya mereka sudah kenal dekat sekali. Ditempat duduk tengah aku melihat 8 orang yang sedang bermain truth or dare. Dibangku pojok dekat pintu juga terlihat 4 orang yang sedang asyik bercerita sepertinya. Aku juga melihat Afinsa dan Haniza yang sedang asyik mengobrol dengan 2 orang yang duduk dibelakangnya.
“lif, liat deh, yang duduk dibarisan belakang, mereka dulunya semuanya kelas VIII-2, terus yang duduk ditengah mereka dulunya kelas VIII-4, yang duduk dibarisan dekat pintu mereka dulunya kelas VIII-1. Duh, gue takut gabisa berbaur nih , mereka anak eksis semua rata-rata, takutnya mereka semua sombong dan gamau main dan berteman dengan kita.”
“udah jangan berfikir kaya gitu wik, siapa tau aslinya mereka asik, baik dan gasombong. Kita pasti bisa kok berbaur sama mereka. Buktinya kita udah dapet 2 teman baru, Afinsa dan Haniza kan?”
“iya gue takut aja. Soalnya Cuma kita berdua doang yang dari kelas VIII-7 dulunya. Semoga kita bisa berbaur deh sama mereka.”
Setelah sekian lama kami berada dikelas dengan kesibukan masing-masing, terlihat seorang guru memasuki kelas. “Assalamualaikum anak-anak”, “Walaikumsalam ibu” sahut kami bersamaan. “perkenalkan nama ibu, Widiati, ibu biasa dipanggil ibu Widi, kalian bisa memanggil Ibu dengan sebutan itu. Ibu disini menjadi wali kelas kalian sekaligus menjadi guru bahasa inggris kalian. Semoga kalian senang ya diajar oleh Ibu.” Ucap bu Widi memperkenalkan diri. Kemudian kami satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas dan berbincang-bincang denagn ibu Widi. Akhirnya bel istirahat berbunyi, aku dan Alifia kekantin bersama.
Tidak terasa setelah sekian lama aku dan Alifia mengobrol dikantin sambil  makan bekal yang kami bawa, bel masuk pun berbunyi. Aku dan Alifia pun menuju kelas. “teman-teman sekarang waktunya kita membuat struktur organisasi kelas yuk, mumpung belum ada guru yang mengajar nih.” Ucap Mahdi. Akhirnya kami menyetujuinya. “nah sekarang yang mau mencalonkan diri sebagai pengurus kelas, silahkan maju kedepan.” Sambungnya. Akupun maju kedepan kelas untuk mencalonkan diri sebagai pengurus kelas. Setelah diangket, ternyata aku dipilih sebagai bendahara kelas ini.
Keesokan harinya, aku sudah mulai aktif sebagai bendahara dikelas ini, aku mulai menagih uang kas dan dari sini aku bisa akrab dengan murid-murid lainnya. Ternyata tidak seperti yang aku fikirkan sebelumnya, mereka semua ternyata teman-teman yang baik dan asik. Hanya karena wajahnya saja yang terkesan jutek dan sombong, ternyata dugaanku salah.
Hari demi hari aku mulai mempunyai sahabat baru dikelas, orang-orang yang awalnya aku anggap sebagai anak yang jutel, sombong, sok berkuasa dan bandel ternyata mereka semua solid, asik, baik, penghibur dan tidak sombong.
Seiring berjalannya waktu kami lalui sebagai kelas IX, akhirnya ujian praktek pun tiba.  Aku merasa waktu terlalu cepat, karena tidak terasa sebentar lagi kita akan berpisah.
Setelah kami menjalankan ujian praktek, akhirnya kami sampai dipuncaknya yaitu Ujian Nasional. Aku merasa takut sekali berpisah dengan sahabat-sahabatku. “teman-teman kita berdoa bersama-sama yuk , supaya kita diberi kesuksesan dan kelancaran saat ujian nanti, dan supaya hasil ujian nanti kita bisa memuaskan.” Ajak ketua kelas kami, Indra. Setelah berdoa bersama guru pengawas memasuki ruangan. Dan ujian pun dimulai.
Ujian nasional pun sudah kami lewati, sekarang hanya tinggal menunggu waktu pengumuman nem saja. Aku dan 12 orang sahabatku pergi berlibur bersama ke Dufan. Disini kami bersenang-senang dan tertawa bersama untuk melepas penat seusai ujian. Mungkin ini adalah hari terakhir kami berlibur bersama, karena kami tahu pasti tidak mungkin satu sekolah lagi. Ya walaupun kami bisa kumpul setelah lulus nanti, tapi aku yakin pasti tidak bisa selengkap seperti sekarang ini.
Aku dan sahabatku menikmati wahana-wahana yang ada disini. Kami berfoto bersama sambil tertawa, sesekali kami bercanda sampai kami pun menjadi pusat perhatian orang-orang karena terlalu heboh. Tidak terasa hari mulai gelap, ternyata sekarang sudah pukul 05.00 sore . kami pun memutuskan untuk makan dan pulang.
“Alif, ayo buruan ih, kebiasaan banget deh lama banget sih dandannya.”
“ih, sebentar lagi, tinggal rapihin kerudung doang nih. Liat deh udah rapi belum?”
“udah, udah cantik kok . Let’s go to school, hari ini pengumuman nih gue udah  gasabar.”
Setelah sampai disekolah, aku melihat anak-anak yang sudah memenuhi mading sekolah. Aku juga melihat sahabat-sahabatku disana yang sedang sibuk mencari namanya disana. “Alhamdulillah gue lulus! Dan nemnya memuaskan! Yey!” teriak Haniza dengan bangganya dan langsung memeluk kami. “aduh mana sih namaku?” kataku gelisah. “ini nama lu wik, cie lulus cie nemnya juga bagus” goda Rohman. “alhamdulillah berati bisa masuk sekolah Prisma Jaya dong?yess!” ucapku girang sambil lompat-lompat lalu memeluk sahabatku.
“kita berpisah deh, kalian jangan sombong ya semuanya. Selalu inget wika ya. Makasih udah mau jadi sahabat gue, gue bangga punya sahabat kaya kalian. Padahal dulu aku berfikir gue ga bisa berteman sama kalian dan berfikir kalau kalian jutek, sombong, sok berkuasa dan bandel. Tapi dugaanku salah. I proud you, My bestfriend!”
Kami semua berpelukan dan menangis                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 -selesai-                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           Cerpen by Wika Widya Laureta



Video Stop Motion 17th Birthday Emir Mahira Salim

Cerpen: Makna Dari Sebuah Persahabatan

06 September 2014




                Tepat diujung sekolah sebuah taman yang ditumbuhi oleh bunga-bunga indah, aku dan sahabat-sahabatku, sebut saja “COTIX” kita bernyanyi bersama, bersenda gurau, menikmati hari-hari kita dengan penuh canda dan tawa. Aku bahagia sekali memiliki sahabat seperti mereka. Mereka adalah keluarga keduaku. Kini, kami telah duduk di kelas 3 SMP. 2 tahun sudah kita lewati hari-hari bersama, hingga kini tiba waktunya kita harus mempersiapkan diri untuk meraih cita-cita kita yaitu lulus dengan  nilai tinggi dengan hasil sendiri. Hari demi hari kita lewati, Ujian Nasional pun sudah menanti. Aku selalu mengharapkan yang terbaik untuk kita semua. Ada salah satu sahabatku yang bernama Arinda, ya dia memang pintar, kita pun meminta kepada Arin untuk mengajarkan kita. Penambahan materi disekolah pun semakin padat atau pun semakin sibuk dengan tumpukan soal-soal tahun lalu yang diberikan oleh guruku, sehingga tak ada waktu untuk bermain.
                Waktu yang menegangkan pun tiba. Ujian nasional akan segera dilaksanakab. Pagi yang cerah tetapi terasa kelabu oleh para pelajar yang ingin melaksanakan ujian. Sebelum lonceng  masuk berbunyi, aku dan sahabat-sahabatku berkumpul bersama disalah satu kelas yang berada disekolahku. Kami semua bedoa dan mengharapkan kemudahan dari Allah untuk mengerjakan soal ujian nanti dengan lancar. Lonceng pun berbunyi dan pertanda bahwa ujian nasional akan segera dimulai. Usai sudah usahaku pada hari ini, dan akupun kembali menyiapkan persiapan untuk hari selanjutnya. Waktu pun terus berjalan dan berjalan hingga akhirnya selesai sudah usahaku dan akupun siap untuk menunggu hasil dari usahaku selama ini.
                Hari-hari yang ditunggu-tunggu tiba yaitu hari penentuan kelulusan. Sekolahku mengadakan acara pentas seni di sekolah. Semua siswa kelas 9 diwajibkan mengenakan pakaian adat seperti kebayadan untuk putra dapat mengenakan jas atau baju adat lainnya. Pada hari itu, semua tampak cantik dan tampan, tetapi terlihat ada rauk wajah kepanikan disetiap orang. Berbagai acara ditampilkan disana, mulai dari pembacaan puisi, bernyanyi, sampai menaripun ada. Ada beberapa dari  sahabatku  ikut mengisi acara, tampil dengan suaranya yang indah dan kelancarannya dalam bermusik.
                Detik-detik yang ditunggu pun tiba dimana akan diumumkan tentang kelulusan. ada 10 nilai terbesar. Pada saat kepala sekolah berkata “SMPN 259 LULUS 100%” dengan rasa bangga akupun menangis. Kita semua menangis gembira. Aku tak ragu langsung memeluk sahabat-sahabatku dengan penuh rasa bangga. 4 orang dari kami mendapat penghargaan untuk 10 nilai terbesar. Aku dan cotix merayakan kemenangan ini bersama-sama. Kami habiskan waktu libur bersama.
                Tak terasa liburanpun berlalu, sekarang waktunya aku mendaftar disekolah baru, begitu pula halnya dengan teman-temanku. Akupun sudah menduduki bangku SMK. Tak terasa waktu pun semakin cepat. Kesibukan membuat aku dan sahabat-sahabatku tidak bisa meluangkan waktu bersama. Hari demi hari aku lewati. Kami berkumpul bersama kurang lebih 1 minggu 2 kali, ya tidak sesering dulu. Tetapi waktu yang padat tidak menjadi alasanku untuk jauh dari mereka. Salah satu dari kami, yakni bernama Iin. Ia mengalami sakit sudah cukup lama. Awalnya dia terkena types, tetapi sering berjalannya waktu ia tak kunjung sembuh hingga akhirnya ia terkena DBD. Iin dirawat di RS. Polri. Kami pun selalu berusaha untuk meluangkan waktu dengan datang menjengut Iin. Terdengar bahwa penyakit yang dideritanya semakin parah. Iin pun dipindahkan ke RS. Mitra Keluarga Cibubur. Aku sangat sedih. Iin adalah sahabatku dari SD hingga sebesar ini. Aku selalu berharap yang terbaik. Akupun menyempatkan waktu untuk berbuka puasa di rumah sakit tempat Iin dirawat. Aku bingung, ucapannya semakin lama semakin aneh. “Bel sakit bel, enggak kuat” ucapnya. Mulutnya yang sulit dibuka membuat ia tidak bisa makan, Ia selalu berkata “Bel kangen Mamah, kangen kumpul sama kalian.” Kebetulan, mamahnya sudah meninggal.
                Tepat tanggal 13 Juli, aku mendapat kabar bahwa Iin masuk ruang ICU. Aku dan cotix pun pergi ke rumah sakit untuk melihat Iin. Mulut yang penuh dengan alat, badan yang pucat, tak sadarkan diri, berbaring lemah dengan selang yang penuh darah. Kami tiba pukul 10 pagi dan ternyata boleh menjenguknya pukul 17.00 WIB. Kami pun menunggu hingga kami dapat melihat, walaupun hanya 5 menit dan tidak semua dapat melihat. Aku masuk ruang ICU. Tak sadar air mataku jatuh melihat keadaan Iin. Keesokan harinya pukul 05.00 ada orang datang kerumah ku. Ia berkata “Maaf ini rumahnya Bella? Saya mau kabarin kalau Iin sudah tidak ada” akupun hanya diam. Aku tak menyangka bisa secepat ini. Aku ambil handphone dan ternyata BBM ku sudah penuh dengan kabar Iin. Aku langsung menangis tak henti. Aku pun tak ragu mengajak cotix untuk pergi melihat Iin untuk yang terakhir kalinya.
                Setibanya di kediaman Iin, aku tak kuat menahan air mata. Begitu sakit ketika harus kehilangan sahabat untuk terakhir kalinya. Jenazah pun dimandikan, dan siap untuk dikafankan. Tak henti aku dan sahabatku menangis, masih tidak dapat dipercaya kalau dia harus pergi secepat ini. Liang lahat pun sudah dipersiapkan,tidak kuat rasanya. Ketika semua sudah pulang dan pemakaman sudah selesai. Aku dan cotix bergantian meletakkan bunga terakhir dan mencium batu nisannya. Masih tidak menyangka akan seperti ini. Ketika kita melihat ke makam Ibunya Iin, ternyata tanggal yang sama yaitu 14 Juli. Sebuah keunikan, dan mungkin anugerah untuk Iin. 14 bunga dari 14 sahabat, ditanggal 14 dan ditahun 2014.
                Semenjak kejadian tanggal 14 tersebut, kita menjadi mengerti apa itu sahabat. Kita jadi lebih bisa menghargai waktu-waktu yang ada ketika bersama. Karena sahabat bukan hanya disaat kita “ada” melainkan juga ada dikala kita sudah tak bisa “apa-apa”

-selesai-

Cerpen by Bella Zulkarnain

Jenis-Jenis POS

05 September 2014



Dalam rangka mewujudkan birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel untuk memperbaiki kinerja manajemen pemerintahan/kualitas pelayanan publik adalah dengan memperbaiki proses penyelenggaran administrasi pemerintahan melalui penyusunan dan penerapan Prosedur Operasi Standar (POS) Administrasi Pemerintahan. POS adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. POS melingkupi seluruh proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan termasuk pemberian pelayanan baik pelayanan internal maupun eksternal organisasi pemerintah yang dilaksanakan oleh unit-unit organisasi pemerintahan. POS terbagi dalam dua jenis, yaitu :
1.      POS Teknis
yaitu standar prosedur yang sangat rinci dan bersifat teknis. Setiap prosedur diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan-kemungkinan variasi lain. Prosedur standar ini sangat rinci (detail) dari  kegiatan yang dilakukan oleh satu orang pelaksana (aparatur) atau satu peran/jabatan. Teknis adalah standar prosedur yang sangat rinci dan bersifat teknis.Setiap prosedur diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan variasi lain. POS teknis ini pada umumnya dicirikan dengan:
1)      Pelaksana prosedur (aktor) bersifat tunggal, yaitu satu orang atau satu kesatuan tim kerja
2)      Berisi cara melakukan pekerjaan atau langkah rinci pelaksanaan pekerjaan
POS  ini biasanya diterapkan dalam penyelenggaraan kegiatan administrasi, antara lain pada bidang pemeliharaan sarana dan prasarana, keuangan (auditing), kearsipan, korespondensi, dokumentasi, pelayanan kepada masyarakat, dan kepegawaian

2.      POS Administratif
yaitu POS administratif adalah standar prosedur yang diperuntukkan bagi jenis-jenis pekerjaan yang bersifat administratif. Prosedur standar yang bersifat umum (tidak detail) dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang pelaksana (aparatur) dengan lebih dari satu peran/jabatan. Administratif adalah standar prosedur yang disusun bagi jenis pekerjaan yang bersifat administrative, yaitu pekerjaan yang dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau pekerjaan yang melibatkan banyak orang, dan bukan merupakan satu kesatuan yang tunggal (tim, panitia). POS ini dapat diterapkan pada pekerjaan yang menyangkut urusan keseretariatan (administrative pada unit-unit pendukung (supporting units) dan urusan teknis (substantif) pada unit-unit teknis (operating units). POS  administratif ini pada umumnya dicirikan dengan :
1)      Pelaksana prosedur (aktor) berjumlah banyak (lebih dari satu orang) dan bukan merupakan satu kesatuan yang tunggal
2)      Berisi tahapan pelaksanaan pekerjaan atau langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan yang bersifat makro ataupun mikro yang tidak menggambarkan cara melakukan pekerjaan.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, jenis POS administratif melingkupi pekerjaan yang bersifat makro dan mikro. Yang dimaksud dengan POS administratif makro adalah POS administrasi yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan yang bersifat makro yang melingkupi beberapa pekerjaan yang bersifat mikro yang berisi langkah-langkah pekerjaan yang lebih rinci, sedangkan POS administrasi yang bersifat mikro adalah POS administrasi yang merupakan bagian dari SOP administrasi makro yang membentuk satu kesinambungan aktivitas


Kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli)



Latar Belakang Peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996

       Kongres Luar Biasa DPP PDI yang mengangkat Suryadi sebagai Pimpinan DPP PDI menggantikan Megawati, konon juga tak lepas dari campur tangan yang diuntungkan dengan jatuhnya Megawati dalam rangka karya besar untuk ´mensukseskan´ Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998 nanti.
       Sementara khayalak awam bingung dengan pemberitaan peristiwa 27 Juli di koran dan majalah, yang tentu saja melalui sensor dan sesuai ´prosedur´ yang ada, alangkah baiknya jika pemberitaan yang kontroversial juga menjadi faktor pengimbang mengarah pada obyektifitas.
       Kongres Medan yang tidak diakui oleh kubu Megawati, membuat massa PDI yang sadar terhadap intervensi dari luar tubuh PDI, menjadi marah. Dan juga dikecewakan karena vested interested pimpinan-pimpinan mereka sendiri, sehingga dapat ter-beli oleh penguasa Tanah Air ini. Respon di kalangan kelompok Pro-Demokrasi tercermin dengan berdirinya MARI (Majelis Rakyat Indonesia), yang adalah simpatisan terhadap kubu Mega.
        Masalah perpecahan PDI ini terangkat di mass media. Presiden Soeharto bahkan pernah menyatakan agar Mega dan Suryadi bisa berembuk dengan kepala dingin untuk menyelesaikan masalah ini. Pendukung Mega sudah ingin bergerak dengan Long Marsh seperti People Power-nya Corazon Aquino di negara tetangga kita dulu. Ini tidak diinginkan oleh Megawati sendiri. Ia percaya masalah ini dapat dimenangkan secara hukum.
        Keputusan Megawati untuk mengambil jalan patuh hukum, politis tanpa kekerasan disambut dengan senyum oleh pemerintah. Seperti kasus Tempo dan Sri Bintang Pamungkas yang masih hangat di mata dan pikiran kita, apakah akan terulang kembali ? Sementara itu, Suryadi juga bergerak mencari legitimasi dari pemerintah dan puncaknya diterimanya Suryadi oleh Presiden Soeharto pada hari Kamis, 25 Juli 1996, 2 hari sebelum peristiwa Jakarta berdarah.
                               
        Buat penguasa masalahnya tinggal satu, akan diapakan massa PDI yang bercokol dan mempertahankan Kantor Pusat DPP PDI di jalan Diponegoro 58 itu. Mereka berjumlah sekitar 200 orang dan mengadakan panggung terbuka untuk pidato dan pembacaan puisi. Kuasai dulu kantor itu dan berikan kepada Suryadi, maka Mega hanya dapat berharap dari hasil gugatannya ke pengadilan.





Penyebab terjadinya kerusuhan 27 Juli 1996

         Peristiwa 27 Juli 1996, disebut sebagai Peristiwa Kudatuli atau Peristiwa Sabtu Kelabu adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri.

         Hingga akhirnya, puluhan pendukung Megawati tewas terbunuh usai penyerbuan yang dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan).

         Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung pun ikut dibakar
 



Kronologis kejadian 27 Juli 1996

       Jam 01.30 - 02.00 WIB
       Patroli mobil polisi dan motor Garnizun Kodam V Jaya acapkali melewati dan mengitari Jalan Diponegoro di depan kantor DPP PDI.

       Jam 03.15 WIB
       Tim Satgas PDI menyuruh sebagian massa yang berkumpul di depan DPP beserta wartawan dan simpatisan lainnya pindah ke kantor PPP, ke LBH atau menunggu di sekitar bawah jembatan Kereta Api Cikini. 

       Jam 04.00 WIB
       8 Truk berisi gerombolan yang menggunakan kaos merah PDI bertuliskan ´Pro Kongres Medan´ berhenti di stasiun Cikini. Mereka berkisar 800 orang. Ciri-ciri berbadan kekar dan berambut pendek. 

       Jam 05.00 WIB
       Wilayah sekitar Jalan Diponegoro diisolasi untuk umum. Pasukan tak dikenal itu mulai bergerak menuju kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro 58. 

       Jam 06.15-06.30 WIB
       Pasukan mulai melancarkan penyerangan dengan pelemparan batu dan bom molotov. Massa PDI bertahan di dalam kantor dengan memakai kursi sebagai tameng. Dilanjutkan dengan penembakan gedung kantor oleh pasukan tak dikenal tersebut dan diakhiri dengan penyerbuan ke dalam kantor DPP PDI. Massa yang berada di dalam, mencoba bertahan secara fisik, tapi karena jumlahnya tak seimbang, mereka berhamburan melarikan diri. Yang tertangkap diseret dan dilempar ke atas truk. Puluhan korban luka parah dan diantaranya tak sadarkan diri. 


       Jam 07.00-08.00 WIB
       Kantor DPP PDI dikuasai oleh pasukan ´Pro Kongres Medan´ dan/atau militer.
       Massa yang mendapat kabar penyerbuan militer ke kantor DPP PDI berkerumun di bawah jembatan Kereta Api Cikini. Tentara mencoba membubarkan kerumunan dan mengadakan perlawanan. 

       Jam 09.30 WIB
       Massa dan sebagian pengurus PDI yang tersisa mengadakan mimbar bebas di depan kantor polisi Cikini. Polisi dan Tentara mencoba membubarkan mimbar bebas, sehingga terjadi bentrokan fisik dan massa mengamuk.
       Kantor Polisi Cikini dilempari batu dan dibakar.
 






      Jam 10.00-12.00 WIB
       Ambulans berdatangan memasuki DPP PDI. Menurut saksi mata banyak diangkut korban, diantaranya sudah tidak bernyawa lagi. Sementara itu rumah para pimpinan DPP PDI yang mendukung kepemimpinan Megawati didatangi aparat militer dan polisi untuk memblokade mereka agar jangan keluar rumah. Sambungan telepon di rumah anggota DPP PDI pro-Megawati diputus.
       Massa yang berkumpul di bawah jembatan semakin bertambah. 

       Jam 12.30 WIB
       Massa bergerak ke Jalan Diponegoro, dan sempat diblokade oleh aparat keamanan. Terdapat 2 panser gas air mata di dua ruas jalan. Terjadi bentrokan fisik. Aparat keamanan mengundurkan diri. 

       Jam 14.10 WIB
       Rakyat yang menonton ikut bergabung di dalam barisan, sembari meneriakkan yel-yel "Hidup Mega!! Hidup PDI!! Gantung ABRI" dll. Massa berkisar 10.000 orang. 3 bis dan sejumlah mobil-mobil mahal dibakar.
       Aparat keamanan menghilang dari Jalan Diponegoro. 

       Jam 14.35 WIB
       Gedung milik pemerintah diserbu dan dibakar massa. Antara lain Gedung Departemen Pertanian, Mess Kowad (Komando Wanita Angkatan Darat) dan Gedung Persit Kartika Chandra Kirana (Organisasi isteri AD). Di samping itu sejumlah gedung di sepanjang Salemba Raya menjadi amukan massa. Antara lain Showroom Toyota Auto 2000, Bank Mayapada, Showroom Honda, kantor Polsek Menteng dll.
       Kostrad diturunkan ke lapangan. Massa yang mundur ke TIM dikejar oleh pasukan Kostrad. Beberapa mahasiswa IKJ dan pelayan-pelayan toko di seputar TIM juga menjadi sasaran aparat keamanan.
       Terjadi kontak fisik di berbagai lokasi di wilayah tersebut. 

       Jam 19.50 WIB
       Militer telah menguasai dan memblokade jalan-jalan sekitar Cikini, Salemba, Kramat sampai Stasiun Gambir. 

       Jam 20.10 WIB
       Akan diberlakukan jam malam. Penayangan Televisi menyatakan terjadinya pengrusakan beberapa gedung dan bus PPD, mobil dan motor pribadi di kawasan Salemba. Tak ada korban jiwa dan hanya 20 orang luka luka.
 













 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS