-->

Review Drama Korea : Reply 1988 (2015)

30 Mei 2020

Anyeongg..
Sorry banget guys gue baru sempet ngereview drama lagi karena memang gue lagi gaada mood sama sekali untuk nonton drama korea:(( ini aja disempet-sempetin nonton karena gue kan sudah bertekad waktu di awal tahun ini akan sesering mungkin untuk review. So kali ini gue akan mereview kembali drama lama yang tayang pada tahun 2015 dan drama ini merupakan drama kesanyangan pecinta k-drama. So langsung saja check this out..


Reply 1988 berlatar tahun 1988 mengisahkan tentang 5 orang sahabat yang tinggal di daerah Ssangmundong, Seoul. Masing-masing dari mereka mempunyai cerita & keunikan tersendiri mulai dari sifat dirinya sendiri sampai keluarganya.


Sung Deok Sun (Hyeri Girls Day) adalah satu-satunya perempuan diantara yang lainnya. Deok Sun bersekolah di sekolah khusus perempuan. Dia menyerah dalam hal belajar tetapi tidak menyerah tentang kisah percintaannya. Dia tinggal bersama ayah, ibu, kakak perempuan dan adik laki-laki. Ayahnya, Sung Dong Il (Sung Dong Il) yang merupakan pegawai bank. Ayahnya sering berbuat baik kepada orang lain walaupun terkadang sering melupakan keadaan keluarganya sendiri. Dia juga mempunyai hobi yang suka mabuk-mabukan. Ibunya, Lee Il Hwa (Lee Il Hwa) mempunyai sifat yang sangat sabar dalam menghadapi sifat suami dan anak-anaknya. Kakak perempuannya, Sung Bo Ra (Ryoo Hye Young) mempunyai sifat jelek yaitu suka marah-marah termasuk ke orang tua dan orang yang lebih tua darinya sehingga di daerahnya dia sangat ditakutin oleh banyak orang. Berbeda dari adik-adiknya, Bo Ra merupakan anak yang sangat pintar dan dia berkuliah di Universitas Negeri Seoul. Adik laki-lakinya, Sung No Eul (Choi Seung Won)  masih bersekolah SMP. Diantara kakaknya, No Eul mukanya paling boros sehingga dia selalu di tindas oleh kakak-kakaknya. Mereka berlima tinggal di rumah semi basement dibawah rumah Kim Jung Hwan.


Kim Jung Hwan (Ryoo Joon Yeol) adalah satu-satunya orang kaya didaerah tempat itu. Keluarganya bisa menjadi kaya dalam waktu sekejab karena kakak laki-lakinya memenangkan tiket lotre. Jung Hwan termasuk salah satu anak yang pintar dan dia bersekolah di sekolah khusus laki-laki. Jung Hwan juga mempunyai sifat yang sangat jutek tapi diam-diam dia sangat perhatian dengan orang yang disukainya. Jung Hwan tinggal di atas rumah Deok Sun bersama ayah, ibu dan kaka laki-lakinya. Ayahnya, Kim Sung Kyun (Kim Sung Kyun) mempunyai sifat yang sangat kekanak-kanakan. Dia bekerja di toko elektronik. Ibunya, Ra Mi Ran (Ra Mi Ran) mempunyai sifat yang sangat galak, namun dia sangat sabar menghadapi kelakuan suaminya yang suka diluar batas kewajaran. Kakak laki-lakinya, Kim Jung Bong (Ahn Jae Hong) seumuran dengan Bo Ra namun dia selalu gagal mengikuti test masuk universitas sehingga dia tidak kuliah. Jung Bong mengikuti sifat ayahnya yang sangat kekanakan.


Sung Sun Woo (Go Gyung Pyo) adalah anak yang paling pintar diantara yang lainnya. Sun Woo anak yang baik dan sangat sayang dengan keluarga. Sun Woo bersekolah di tempat yang sama dengan Jung Hwan. Sun Woo tinggal bersama ibu dan adik perempuannya. Ayahnya udah lama meninggal dunia. Ibunya, Kim Sun Young (Kim Sung Young) masih muda dibandingkan orang tua yang lainnya. Adik perempuannya, Jin Joo (Kim Sul) masih anak-anak dan dia sangat suka  bermain dengan Jung Bong.


Ryu Dong Ryeong (Lee Dong Hwi) adalah anak dari seorang guru. Sama seperti Deok Sun, Dong Ryeong juga sudah menyerah dalam hal belajar. Diantara yang lainnya, Dong Ryeong sama sekali tidak dekat dengan keluarganya terutama dengan ayahnya yang merupakan guru di tempat sekolah Dong Ryeong, Jung Hwan dan Sun Woo. Ayahnya, Yoo Jae Myung (Yoo Jae Myung) seorang guru yang mempunyai hobi bermain kartu. Ibunya Dong Ryeong jarang sekali di sorot karena dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai manager di sebuah bank.


Choi Taek adalah orang yang paling terakhir pindah ke Ssangmundong. Choi Taek dikenal dengan nama Pak  Ketua Club karena dia adalah ketua club dari permainan baduk (stop & go). Choi Taek mempunyai sifat yang sangat polos dan apa-apa serba gak bisa karena selama hidupnya, dia hanya bermain baduk. Choi Taek juga berhenti dari sekolah karena dia fokus dalam kejuaraan permainan baduk, sampai-sampai dia selalu menjadi perwakilan korea dalam kejuaraan internasional. Choi Taek tinggal berdua  dengan ayahnya dan ibunya telah meninggal dunia. Ayahnya, Choi Moo Sung (Choi Moo Sung) bekerja di toko jam nya sendiri. Sifatnya tidak jauh berbeda dengan anaknya yaitu sangat tidak ekspresif.


Drama ini merupakan genre romance-comedy dan juga keluarga. Drama ini juga menjadi salah satu list drama terbaik yang wajib ditonton oleh kaum pemula. Awalnya gue nonton drama ini karena banyak banget selebgram-selebgram diinstagram yang merekomendasikan drama  ini untuk ditonton dan menjadi pintu buat mereka untuk menonton drama lainnya.


Jujur gue nonton ini gak sampai episode selesai karena dari episode 1 gue sudah #timjunghwan. Baru kali ini merasakan yang namanya second lead syndrome yang sampai gak ikhlas kalau endingnya Deok Sun gak sama Jung Hwan walaupun di dunia nyata mereka berdua berpacaran. Drama ini bener-bener mengandung banyak plot twist yang bikin kita salah nebak sampai ke endingnya. 


Terlepas dari endingnya drama ini sangat bagus untuk ditonton bagi semua orang. Di setiap akhir episodenya selalu mempunyai amanah tersendiri tentang keluarga dan bisa dijadikan untuk motivasi agar selalu mencintai keluarga sendiri. So rate dari gue 9,5/10 *****


"Terkadang kau butuh ilusi untuk berbahagia" -Deok Sun

"Jika kau menyayangi seseorang, kau harus mengatakannya sekarang. Katakanlah sebelum masa-masa sibuk berubah menjadi penyesalah." -Bo Ra

Trailer Reply 1988

Pengalaman Rapid Test Corona Dengan Hasil Positif / Reaktif

16 Mei 2020

Anyeongg..
Sorry banget gue udah jarang banget ngeposting akhir-akhir ini. Review drama pun bulan ini baru satu kali huhuhu. Kali ini gue bukan  untuk membahas drama korea karena jujur gue pun belum nyelesaian satu drama pun karena masalah ini yang membuat gue bener-bener drop dan nonton drama pun gak mood sama sekali.


So hari ini gue mau cerita kalau gue melakukan rapid test corona yang diselenggarakan oleh homecare24. Rapid test sendiri adalah test awal untuk mendeteksi virus corona ini ada ditubuh kita atau tidak. Tetapi rapid test sendiri menurut dokter gak menjamin hasilnya karena belum tentu akurat. Hasil dari rapid test ini nantinya akan mendeteksi siapa saja yang harus melakukan test lanjutan yaitu swab test yang merupakan mendeteksi virus corona yang lebih akurat dibandingkan rapid test.

Gue bisa rapid test karena atasan dikantor gue mendaftarkan keluarganya beserta karyawannya untuk menjalani rapid test yang diselenggarakan oleh homecare24 di GKI Kranggan, Bekasi. Awalnya gue merasa pede aja hasilnya gaakan positif karena secara gue cuma ngantor-pulang-ngantor-pulang aja setiap hari dibandingkan sama temen kantor gue yang hampir setiap hari harus PP Jakarta-Serang-Jakarta dan kadang menggunakan angkutan umum. Alhasil gue dengan santai ikut menjalani rapid testnya dengan cara drive thru. Jadi kita di ambil sample darahnya seperti melakukan test golongan darah didalam mobil.


Gue orang paling terakhir di mobil itu yang menjalani testnya. Semua orang yang semobil sama gue hasilnya sudah keluar dan negatif sedangkan gue belum ditest dan hasil gue keluarnya pun agak lama dibandingkan yang lain. Gue juga harus test 2x karena katanya alat untuk testnya itu sedang error. Gak lama gue pun disamperin sama petugas medisnya dan mengatakan kalau gue positif/reaktif yang berarti ditubuh gue ini ada virus. Jujur di pikiran gue udah bener-bener kosong. Bahkan petugas medis yang ngejelasin panjang kali lebar pun gaada satu pun yang masuk ke otak gue karena memang pikiran gue langsung kosong dan bingung harus gimana. Rasanya mau langsung nangis tapi malu karena ada atasan gue di mobil itu.

Singkat cerita gue pura-pura untuk tenang walaupun hati dan otak udah kosong+panik+bingung harus apa karena gak ber ekspetasi kalau gue bakalan positif nantinya. Secara badan gue bener-bener yang sehat walafiat. Gapernah batuk apalagi demam, bahkan pusing pun gak. Jadi bener-bener langsung drop banget gue gara-gara dibilang hasil testnya positif. Tapi anehnya ya, gue kan bisa rapid test itu karena atasan gue daftar melalui aplikasi homecare24, dan hasil dari rapid test tadi juga ada diaplikasi itu. Di aplikasinya, hasil test gue adalah negatif sedangkan kata petugas medis yang ngambil sample darah gue mengatakan positif. Temen-temen kantor dan atasan gue sebenernya juga bingung kenapa hasil testnya kok berbeda. Atasan gue pun menyarankan untuk ikut test ulang dan keluarga gue juga disuruh ikut testnya, namun keluarga gue udah terlanjur takut dan merekapun gak mau untuk melakukan rapid test.
Setelah beberapa jam hasil test gue keluar, gue langsung dihubungi sama pihak puskesmas kecamatan Jatisampurna (karena GKI Kranggan tempat gue test masuknya kecamatan Jatisampurna) untuk melakukan test lanjutan perihal hasil rapid test gue yang positif. Awalnya gue disuruh untuk datang ke puskesmas jatisampurna, namun tidak jadi karena KTP gue bukan dari kecamatan Jatisampurna. Gue pun disarankan untuk menemui petugas medis yang berada di kecamatan tempat gue tinggal.

Besok paginya, gue langsung dihubungi sama puskesmas dari Kelurahan tempat gue tinggal. Gue melakukan video call sama petugas medis di sana dan dia pun menginformasikan bahwa gue harus isolasi mandiri dirumah dan gue akan melakukan swab test. Swab test ini dilakukan dirumah gue, jadi petugas medisnya yang dateng kerumah gue dengan pakaian APD nya. Swab test ini sendiri adalah test untuk mendeteksi virus corona yang dilakukan dengan cara mengambil air liur yang berada di tenggorokan menggunakan sejenis cuttonbad tapi agak panjang dan juga mengambil dahak yang ada di tenggorokan kita. Keluar gue pun sebenernya takut sekaligus malu kalau sampai petugas nya yang dateng  kerumah gue, secara rumah gue berada di perkampungan yang tetangga sebelahnya pada nempel bakalan jadi bahan omongan sama tetangga sekitar. 


Karena pernah kejadian (walaupun bukan didekat rumah gue tapi masih satu kelurahan) dia juga melakukan test swab sama seperti gue yang didatangi petugas medisnya kerumah menggunakan APD. Dia ini sampai didatangi oleh orang kelurahan beserta PPSU yang sebenernya orang-orang ini gaada hubungannya sama test swab tersebut karena test swab inikan dilakukan oleh petugas medis doang tanpa harus orang kelurahan dan PPSU ini hadir. Berkat kejadian itu, keluarga yang di lakukan swab test tadi merasa dipermalukan karena hasil dokumentasi dari orang kelurahan beserta PPSU tadi menyebar kemana-mana dan membuat kehebohan. Padahal hasil swab test tersebut pun negatif bukan positif.

Karena takut kejadian itu terulang akhirnya ketua dari gugus tugas covid-19 kelurahan mendatangi kerumah gue dan berusaha untuk menjelaskan bahwa jangan sampai kejadian itu terulang kembali. Dia pun berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membuat kegaduhan dan yang datang hanya petugas medis saja tanpa harus membawa orang kelurahan maupun PPSU. Berkat penjelasan dari ketua gugus tugas tersebut, keluarga gue sedikit lega walaupun gue sendiri masih terus-terusan kepikiran dan bahkan matapun udah capek banget untuk nangis.

Besoknya gue didatangi petugas medis dari orang kelurahan dan kecamatan. Untungnya ini tidak membuat kegaduhan dan hanya petugas medisnya saja  yang datang. Walaupun tetangga terdekat merasa penasaran karena tiba-tiba saja petugas medis dengan menggunakan APD lengkap datang kerumah gue. Singkatnya air liur dan dahak gue yang berada ditenggorokan sudah diambil. Petugas medisnya pun bilang bahwa rapid test, apalagi yang digelar oleh pihak swasta sama sekali tidak menjamin bahwa jika hasilnya positif maka langsung positif corona. Katanya hasil rapid test oleh swasta sebenernya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena yang bisa dipertanggungjawabkan hanyalah swab test karena laporannya langsung ke dinas kesehatan. Setelah melakukan swab test, gue disuruh menunggu 2-3 hari kedepan untuk hasilnya.

Selama 2-3 hari ini gue selalu berdoa terus-terus karena takut hasilnya bakalan positif karena sekarang udah banyak orang yang positif masuk kategori OTG (orang tanpa gejala) yang kebanyakan diderita oleh anak muda. Selama itu juga gue bener-bener gak keluar kamar, kecuali untuk mandi dan berbuka puasa. Yang biasanya kalau gue lagi libur, gue selalu keluar untuk main sama kucing atau sekedar nonton tv diruang tengah gue pun gak berani untuk melakukan hal itu karena kalau nantinya hasil gue beneran positif akan mempengaruhi ke keluarga gue. 

Setelah rapid test itu juga, gue selalu dihubungi oleh petugas medis kelurahan yang akan selalu memantau keadaan gue via whatsapp selama 14 hari kedepan. Nantinya petugas medis tersebut setiap harinya menanyakan keadaan gue dan menanyakan apakah gue ada gejala-gejala atau tidak. Gue juga disarankan oleh saudara gue yang kebetulan kerja di rumah sakit untuk selalu minum You C1000 yang botolan warna kuning/orange setiap harinya dan juga kalau bisa setiap hari nya diusahakan untuk minum air hangat agar tenggorokan tidak kering.

2 hari sudah berlalu dan gue masih menunggu untuk hasil testnya. Gue juga masih merasa panik atau lebih ke gugup karena hasil testnya yang belum keluar. Bahkan sampai-sampai mendengar bunyi notif whatsapp masuk pun langsung deg-degan karena takut ada kabar tentang test gue dan hasilnya  tidak menyenangkan. Akhirnya setelah di sore hari setelah gue mandi sore akhirnya  gue mendapatkan kabar kalau hasil swab test gue adalah NEGATIF. Gue langsung merasa kayak lega nya yang bukan main. Selega itu akhirnya gue mendapatkan kabar yang sangat menyenangkan. Bener-bener bersyukur alhamdulillah atas kabar tersebut. Walaupun hasil gue negatif gue masih harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan gue masih akan dipantau terus sama petugas medisnya.

Perasaan gue setelah dinyatakan negatif senengnya bukan main karena selega itu dapat kabarnya. Gue pun akhirnya tau kenapa orang-orang yang ODP (orang dalam pengawasan) banyak yang ingin kabur dari petugas medisnya, karena dia pasti merasa takut untuk dilakukan test lanjutan. Belum lagi yang nantinya bakalan dijauhi sama orang-orang sekitar karena mereka pun takut tertular. Gue sendiri merasakan hal itu setelah hasil rapid test gue dinyatakan positif. Tapi alhamdulillah nya hasil swab test yang sudah gue lakukan hasilnya negatif. Bener-bener bersyukur banget sama Allah yang udah ngedengerin doa-doa gue. Allah memang baik :))

So segitu aja curhatan panjang gue hahaha. Terimakasih sudah membaca curhatan gue sampai selesai dan diharapkan jika kalian membaca pengalaman gue ini dan nasibnya sama kayak  gue yang hasil rapid testnya positif, yang pertama gak usah panik dulu karena bisa aja setelah dilakukan swab test hasilnya negatif seperti gue. Ikutin aja semua prosedur yang diminta sama petugas medisnya walaupun memang berat dan berasa kayak diterror tapi sebenernya itu buat kebaikan di kitanya juga kok.  Pokoknya buat kalian semua tetap jaga kesehatan ya dan jangan lupa untuk bahagia! Terimakasih kamsahamida ~ Anyeongg ~

Review Drama Korea : Jealousy Incarnate (2016)

06 Mei 2020

Anyeong..
Dah lama banget gue gak ngebahas drama korea lagi karena emang belum sempet huhuhu. Akhir-akhir ini kerjaan gue lagi buanyaak banget padahal yang lain lagi PSBB tapi tetep aja gue harus ngantor huhu. Selalu tetap semangat ya walaupun udah 99++ days quarantine!! Buat yang berpuasa juga selamat berpuasa!! Semoga berkah ya puasa kita semua dan jangan lupa untuk selalu berbahagia! Hari ini gue mau bahas drama lama yaitu Jealousy Incarnate yang tayang pada tahun 2016. So langsung saja check this out..


Pyo Na Ri (Gong Hyo Jin) merupakan seorang penyiar berita laporan cuaca. Dia bercita-cita ingin menjadi penyiar berita utama namun selalu gagal waktu mengikuti wawancara. Dia tinggal bersama adiknya Pyo Chi Yeol (Kim Jung Hyun) karena ibunya sudah meninggal dunia akibat kanker payudara. Dia bekerja di stasiun televisi SBC. Dia jatuh cinta dengan seniornya yang merupakan seorang reporter bernama Lee Hwan Shin (Jo Jung Suk). Namun sayang cinta itu bertepuk sebelah tangan selama 3 tahun lamanya.



Hwa Shin mempunyai sifat yang sangat dingin dan selalu mengutamakan siarannya. Pernah suatu ketika dia melaporkan kakaknya sendiri yang membuat usaha kakaknya bangkrut dan dia dibenci oleh semua keluarganya. Gara-gara hal tersebut dia pun mengasingkan diri ke Thailand selama 3 tahun.



Suatu hari tim produksi harus melakukan perjalanan bisnis ke Thailand untuk merekam Hwa Shin melakukan promosi lowongan penyiar berita. Na Ri memutuskan untuk ikut tim produksi untuk menjadi tata busana dan makeup untuk Hwa Shin. Disana Na Ri akhirnya bertemu kembali dengan Hwa Shin setelah 3 tahun lamanya dan rasa sukanya belum menghilang.



Pada saat membantu Hwa Shin memakaikan kemeja nya, Na Ri tidak sengaja menyentuh dada Hwa Shin dan dia merasa bahwa dada Hwa Shin ada benjolan yang mirip dengan dada ibu nya. Na Ri berusaha untuk memberitahunya namun Hwa Shin tidak mempercayainya karena dia adalah seorang laki-laki.



Disana, Hwa Shin bertemu dengan sahabatnya yaitu Go Jung Won (Go Gyung Pyo). Go Jung Won adalah seorang direktur perusahaan sebuah merk busana ternama. Selama ini dia juga selalu mensponsori semua kemeja yang dipakai oleh Hwa Shin selama menjadi reporter. Jung Won dan Na Ri pernah bertemu di pesawat sewaktu dalam perjalanan menuju Thailand. Jung Won pun jatuh cinta kepada Na Ri pada saat di pesawat itu.



Drama ini berfokus  tentang cinta segitiga antar sahabat dan juga perjuangan Pyo Na Ri menjadi penyiar berita utama. Drama ini juga menampilkan bagaimana pekerjaan stasiun berita di belakang layar dan bagaimana pekerjaan seorang reporter dan penyiar. Saran dari gue yang mau nonton drama ini hati-hati kena second lead syndrome :D



Awal gue tertarik nonton drama ini karena gak sengaja nonton di tv nasional dan genrenya pun romance-comedy yang gak ngebosenin dan monoton. Drama ini juga termasuk drama yang fenomenal karena dibintangi oleh 2 bintang besar yaitu Jo Jung Suk & Gong Hyo Jin.



Bagi kalian pecinta drama rom-com dan berkeinginan untuk menjadi penyiar berita, bisa banget di tonton dramanya karena sebagus itu dan berhasil menampilkan masalah-masalah  yang sering terjadi pada saat melakukan siaran langsung sebuah berita. Drama ini juga mengajarkan kita bahwa karma is real tinggal tunggu tanggal mainnya saja hahha. So rate dari gue 8/10 ****

Trailer Jealousy Incarnate
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS