-->

Cerpen Anak-Anak

05 Oktober 2012



Nenek Menangkap Pencuri
                Di sebuah desa, tinggallah seorang nenek bersama cucunya. Suatu sore, saat sedang menyiapkan makan malam, nenek berkata pada cucunya. “Tolong ambil telur ayam yang nenek simpan di bawah ranjang.” Si cucu segera masuk ke kamar. Namun, tiba-tiba terdengar teriakannnya, “Nek, cepat kemari!” Nenek segera berlari ke kamar. Wajah cucunya tampak pucat. Tangannya menunjuk ke bawah ranjang. Nenek segera berlutut dan melengok ke bawah kolong ranjang. Oh tuhan, seru nenek dalam hati. Di kolong ranjang ada wajah yang menakutkan. Itu pasti pencuri, pikir nenek.
                Walau takut, nenek tua bersikap tenang. Sambil memeluk cucunya dia berkata, “Kenapa takut cu? Paman ini hanya ingin menginap semalam di rumah kita. Dia takut mengganggu kita, maka diam-diam tidur di kolong ranjang kita. Ayo, cepat persilakan paman keluar.”
                Pemuda yang berada di kolong ranjang segera keluar, tanpa menunggu dipanggil. Pemuda itu berdiri di hadapan nenek. Tubuhnya besar dan kuat. Nenek tak mungkin melawannya. Maka dengan ramah nenek berkata, “Anak muda, tentu kamu belum makan. Ayo makan bersama kami di dapur!”
                Pemuda itu mengikuti nenek dan cucunya ke dapur. Sambil berjalan ia berkata dalam hati, “Nenek ini sudah pikun. Tapi biarlah saya makan sampai kenyang dulu. Nanti setelah dia tidur, baru saya mencuri barang-barangnya.”
                Selesai makan, nenek berkata, “Anak muda, kamu tentu ingin tahu tentang keluargaku, kan?” Pemuda itu menganggukkan  kepalanya. “Saya akan ceritakan tentang ayahku dulu …” Pemuda itu berfikir, biarlah nenek ini bercerita sepuas-puasnya. Sebentar lagi dia akan menangis kehilangan barang-barangnya. “Silahkan, nek! Ceritakanlah tentang ayahmu,” kata pemuda itu.
                “Suatu hari, ayahku jatuh sakit. Sakit yang sangat parah. Dokter yang mengobatinya mengatakan dia harus dioperasi. Begitu melihat pisau bedah, ayahku langsung berteriak, TOLONG! TOLONG! TOLOOONG …” Nenek itu berteriak meniru cara ayahnya minta tolong.
                “Nenek, bicaramu pelan sedikit. Nanti mengganggu tetangga,” kata pencuri itu. “Aa, maaf! Aku lupa sekarang sudah malam,” kata nenek. Lalu dia melanjutkan ceritanya lagi. “Setelah berteriak, ayahku segera meloncat  bangun. Dokter segera mengikatnya di ranjang. Ayahku langsung berteriak ketakutan, TOLONG! TOLONG! CEPATLAH DATANG … TOLONG SAYA!” kembali nenek tua meniru cara ayahnya berteriak.
                Pencuri itu kembali mengingatkan nenek supaya jangan berteriak. Namun nenek seolah-olah tidak mendengar perkataan pencuri itu. Ia malah berteriak makin keras. Teriakannya itu membuat para tetangga datang ke rumahnya. Pencuri itu pun ditangkap dengan mudah.
                Cucunya lalu berkata sambil memeluk neneknya, “Nek, nenek sangat pintar. Sekarang saya tahu bagaimana caranya menghadapi orang jahat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Bijak dalam Berkomentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS