-->

SYSTEM RECOVERY

21 Agustus 2019

Pengertian

Backup yaitu meng-copy atau menyalin data supaya tidak hilang. Fungsinya sendiri adalah ketika computer kita crash atau hang, kita masih memiliki copy-an atau salinan data yang telah kita Backup. Sehingga kita tidak perlu kuatir kehilangan data kita tersebut. 

Sedangkan Recovery yaitu untuk mengembalikan data atau system dari kondisi yang rusak seperti semula akibat komputer crash ataupun hang.

Penyebab

Penyebab kerusakan data atau kehilangan data yaitu sebagai berikut :
- Virus
- Hardisk Badsector
- Sistem Partisi Error
- Tidak Sengaja Terhapus
- Terformat
- Terpartisi 

Software Recovery

Macam-macam sofware Recovery yaitu sebagai berikut :
- Testdisk
- Recuva
- Getdataback
- Data Recovery
- Easy Recovery

Hardware Recovery

Recovery data pun bisa mengembalikan data dari berbagai media penyimpanan. Entah itu dari: disk komputer, harddisk, flashdisk, memori card, atau media penyimpanan lainya seperti kamera digital, dan camcorder. Bahkan ketika saya salah salah melakukan pengaturan pada komputer, saya lakukan recovery dan hasilnya komputer bisa kembali seperti semula. 

Cara Recovery

Bagaimana Cara Recovery?
Cara recovery data bisa kamu lakukan menggunakan software atau menggunakan sistem bawaan windows. Dibawah ini merupakan cara menggunakan system bawaan. Kamu bisa lakukan dengan:
- Tekan tombol windows di keyboard kamu.
- Ketikkan Recovery, maka akan langsung muncul pilihan recovery. Klik.
- Setelah di klik Open System Restore/Recovery, pada jendela baru yang muncul.
- Kemudian klik tombol Next.
- Pada halaman berikutnya, kamu akan melihat pilihan tanggal yang bisa kamu pilih. 
- Kamu ingin mengembalikan komputer seperti pada tanggal berapa.
- Jika sudah memilih, klik Scan for Affected Program lalu klik Next.

Fungsi

Pada dasarnya, recovery bisa kamu gunakan untuk:

1. Mengembalikan sistem ke kondisi sebelumnya
Beberapa software bisa saja mengalami masalah ketika kita gunakan. kita tak tahu apa penyebabnya. Bahkan kita juga tak tahu bagaimana cara mengatasinya, tapi dengan melakukan recovery, kita bisa mengembalikan sistem software ke kondisi saat masih normal. Intinya, recovery mengembalikan data seperti sebelum terjadi error.

2. Menghilangkan hang, error atau bahkan virus
Bila terjadi hang, error atau komputer terkena virus, kita juga bisa atasi dengan melakukan recovery. Recovery akan mengembalikan posisi komputer ke kondisi sebelumnya, saat dimana komputer tidak mengalami hang, error atau bahkan terjangkit virus.

3. Mengembalikan Data
Ketika data penting terlanjur kita hapus atau data yang dulu kita anggap tidak penting ternyata kita butuhkan lagi. Tetapi data tersebut sudah tidak ada di Recycle Bin karena sudah kita hapus juga dari situ, maka satu-satunya jalan adalah melakukan recovery data. Walau tidak menjamin data akan kembali semua, setidaknya upaya ini patut untuk kita coba.

4. Mengembalikan Registry dan Pengaturan
Recovery data juga bisa berfungsi untuk mengembalikan registry dan pengaturan komputer. Jadi bila sewaktu-waktu kamu mengaotak-atik komputer tetapi tidak tahu bagaimana cara mengembalikanya, silakan gunakan recovery data.

Beberapa sebab kerusakan atau kegagalan operasi adalah:
1. Aliran listrik terputus, yang dapat mengakibatkan hilangnya informasi yang ada dimemori utama dan register.
2. Kesalahan operator (human error), dimana operator/manusia melakukan kesalahan operasi yang tidak disengaja.
3. Kesalahan perangkat lunak, yang dapat mengakibatkan hasil pengolahan (akhir/antara) tidak benar, informasi yang disajikqan ke user salah, dan basis data menjadi tidak konsisten.
4. Disk rusak, yang dapat mengakibatkan hilangnya informasi atau rusaknya basis data yang ada dalam disk.

Jenis Kerusakan dan jenis Media Penyimpanan

Beberapa jenis kerusakan yang dapat terjadi diantaranya adalah: 

1. Kegagalan transaksi (transaksi failure)
Ada beberapa jenis kesalahan yang dapat menyebabkan sebuah transaksi menjadi gagal:
- Kesalahan logika (logical error), dimana program tidak dapat melanjutkan eksekusi normalnya karena adanya kondisi internal tertentu seperti masukan yang salah/rusak, data yang tidak tersedia, nilai data di luar batas domain yang diperbolehkan (overflow), logika program yang tidak tepat.
- Kesalahan sistem (system error), dimana program/ sistem telah memasuki kondisi yang tidak diharapkan (seperti deadlock), sebagai hasil dari tidak tereksekusinya program/sistem secara normal.

2. Kerusakan sistem (system crash)
hardware macet (hang), menyebabkan isi media penyimpanan sementara hilang.

3. Kegagalan/ kerusakan disk (disk failure)
adanya/ terjadinya bad sector atau disk macet pada saat berlangsungnya operasi I/O ke disk. 

Ada beberapa jenis media penyimpanan (storage), yang dapat dibedakan dari segi kecepatan, kapasitas dan juga ketahanannya terhadap kerusakan:

1. Media penyimpanan sementara (volatile storage)
Informasi yang ada di media penyimpanan ini hanya ada selama catuan listrik mengalir. Jika catuan listriknya terputus, maka informasi/data yang tersimpan akan hilang. Akan tetapi kelebihan media penyimpanan ini terletak pada kecepatannya yang sangat tinggi. Contoh media penyimpananya adalah RAM (Random Access Memory), Cache dan register.

2. Media penyimpanan permanent (non-volatile storage)
Informasi yang ada dalam media penyimpanan ini tetap ada walaupun catuan listrik tidak mengalir lagi.

3. Media penyimpanan stabil (stable storage)
Informasi yang ada di media penyimpanan ini tidak pernah hilang/ rusak (secara fisik oleh factor-faktor internal).

Mekanisme recovery memiliki dua bagian utama, yaitu:
1. Aksi-aksi yang ditempuh selama transaksi berjalan normal untuk menjamin adanya informasi yang memadai yang kelak dibutuhkan oleh mekanisme recovery.
2. Aksi-aksi yang ditempuh setelah terjadinya kerusakan/ kegagalan sistem yang dilakukan untuk memulihkan isi basis data ke suatu keadaan yang menjamin konsistensi basis data, keatomikan, dan ketahanan transaksi.

Skema Mekanisme Recovery

Dengan asumsi ruang disk yang dialokasikan untuk basis data tidak mengalami kerusakan, maka ada 3 pilihan skema untuk menjalankan mekanisme recovery secara otomatis begitu kerusakan atau kegagalan sistem telah terjadi. Ketiga skema pilihan itu adalah:
1. File Log dengan Penundaan Pengubahan (Incremental Log With Defered Update)
2. File Log dengan Pengubahan langsung (Incremental Log With Immediate Updates)
3. Page Bayangan (Shadow Paging), yang memerlukan akses ke disk yang lebih sedikit.

Recovery untuk Transaksi Konkuren

a. Interaksi dengan pengendalian konkurensi
Skema recovery ini akan banyak tergantung pada skema pengendalian konkurensi yang digunakan. Untuk menjalankan proses roll back terhadap transaksi yang gagal/ batal,kita harus membatalkan perubahan yang telah dilakukan oleh transaksi tersebut.

Jika sebuah transaksi T telah mengubah sebuah item data Q, tidak boleh ada transaksi lain yang boleh mengubah item data yang sama hingga T telah di-commit ataupun di-roll back. Kita dapat menjamin hal ini dengan memanfaatkan Loking Protokol Dua Fase yang Ketat, yang menerapkan penguncian dengan mode exclusive hingga akhir transaksi

b. Restart recovery
Pada saat sistem melakukan pemulihan data, ia membentuk dua buah daftar. Yang pertama adalah daftar undo (undo-list) yang terdiri atas transaksi-transaksi yang harus dikenai operasi undo dan daftar redo (redo-list) yang berisi transaksi-transaksi yang harus dikenai operasi redo.

Kedua daftar ini dibentuk untuk proses recovery sebagai berikut. Mula-mula kedua daftar tersebut kosong. Kita melakukan penelusuran mundur terhadap file log, memeriksa record hingga ditemukannya <checkpoint>:
- Untuk setiap record yang ditemukan dalam bentuk <Ti commit>, kita tambahkan Ti dalam redo-list.
- Untuk setiap record yang ditemukan dalam bentuk <Ti start>, jika Ti tidak ada dalam redo-list, kita tambahkan Ti dalam undo-list.

Pada saat semua record dimaksud dalam file log telah diperiksa, kita periksa isi list L dalam record checkpoint. Untuk setiap transaksi Ti dalam L, jika Ti tidak ada dalam redo-list maka kita tambahkan Ti  dalam undo-list. Begitu kedua daftar tersebut telah terbentuk, maka proses recovery akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Ulangi penelusuran mundur file log dari record terakhir, dan jalankan operasi undo untuk setiap record dalam file logyang memiliki transaksi Ti pada undo-list. Record-record transaksi dalam redo-list diabaikan dalam fase ini. Penelusuran dihentikan ketika record <Ti start> ditemukan untuk setiap transaksi Ti dalam undo-list.  

2. Carilah record <checkpoint L> terakhir dalam file log. Perhatikan bahwa langkah ini dapat melibatkan penelusuran maju, jika record checkpoint telah dilewati dalam langkah pertama.

3. Lakukan penelusuran maju pada file log dari record <checkpoint L> terakhir dan jalankan operasi redo untuk setiap record dalam file log yang dimiliki transaksi Ti yang da di dalam redo-list. Pada fase ini, abaikan semua record dari transaksi yang ada dalam undo-list.

Setelah semua transaksi dalam undo-list telah dikenai operasi undo, selanjutnya transaksi-transaksi dalam redo-list juga dikenai denagn operasi redo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Bijak dalam Berkomentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS